Fenomena sarjana yang bekerja sebagai satpam atau pengemudi ojek online (ojol) mencerminkan tantangan adaptasi di dunia kerja, menurut Sales Director Jobstreet by SEEK Indonesia, Wisnu Dharmawan. Meskipun menganggap positif pekerjaan apapun jika ada penyerapan tenaga kerja, Wisnu menekankan pentingnya fresh graduate memanfaatkan teknologi agar tidak terjebak dalam pekerjaan di luar kualifikasi mereka atau terpengaruh oleh lowongan palsu. Literasi digital juga menjadi hal penting, terutama dalam pemahaman teknologi seperti AI dalam proses pencarian kerja di era digital.
Menurut laporan Jobstreet, 71% perusahaan sudah mempertimbangkan kemampuan kandidat dalam penggunaan AI sebagai nilai tambah. Menurut Wisnu, kandidat yang paham AI memiliki nilai tambah yang penting, tetapi yang lebih penting adalah kesiapan untuk membaca tren pasar kerja dan terus meningkatkan keterampilan.
Dalam laporan terbaru “Hiring, Compensation, and Benefits 2025” dari Jobstreet by SEEK, ditemukan bahwa 94% perusahaan di Indonesia tetap merekrut tenaga kerja tahun lalu. Namun, terjadi efisiensi dengan peningkatan proporsi pekerja paruh waktu kontraktual dari 17% menjadi 32% di tahun 2024. Bonus mulai diandalkan oleh perusahaan untuk menjaga motivasi karyawan dengan rata-rata bonus meningkat dari 2,4 kali gaji menjadi 2,9 kali gaji per tahun.
Namun, kenaikan gaji tahunan menurun, hanya 24% perusahaan yang mampu menaikkan gaji sesuai dengan inflasi atau di atasnya. Jumlah perusahaan yang memberikan promosi juga turun dari 67% menjadi 62%. Saat ini, proses rekrutmen juga dipengaruhi oleh tren digitalisasi, dengan 71% perusahaan mempertimbangkan kemampuan kandidat dalam menggunakan AI sebagai nilai tambah. Bahkan, 20% perusahaan sudah menggunakan AI untuk menyaring kandidat dan menulis iklan lowongan kerja.