Studi terbaru mengungkap potensi kemasan makanan sehari-hari, seperti plastik pembungkus daging, keju, dan botol minum, dalam melepaskan mikroplastik dan nanoplastik ke dalam makanan dan minuman yang dikonsumsi. Penelitian menemukan bahwa gesekan saat membuka tutup botol atau membuka plastik pembungkus dapat menyebabkan pelepasan partikel plastik yang sangat kecil. Peneliti menegaskan bahwa semakin sering botol dibuka-tutup, jumlah mikropastik yang dilepaskan semakin meningkat. Mikroplastik ditemukan pada berbagai produk seperti air mineral, teh celup, ikan kaleng, nasi, makanan cepat saji, dan garam meja. Studi ini menunjukkan bahwa mikroplastik berasal dari kemasan makanan itu sendiri dan dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan, termasuk risiko serangan jantung dan stroke. Ahli merekomendasikan langkah-langkah pencegahan, seperti mengurangi penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari dan mendukung tindakan pemerintah dan industri untuk mengurangi produksi plastik dan menghentikan polusi lebih lanjut. Lebih dari 175 negara dijadwalkan akan bertemu di Jenewa, Swiss, pada Agustus 2025 untuk membahas perjanjian global yang mengikat hukum untuk mengatasi polusi plastik.