Kenaikan asam lambung seringkali terabaikan dan dianggap sebagai gejala biasa seperti pilek atau flu. Namun, Harvard Health Publishing dari Harvard Medical School memperingatkan bahwa gejala seperti sakit tenggorokan dan suara serak dapat disebabkan oleh masalah pada otot sfingter esofagus di bagian bawah kerongkongan. Ketika sfingter esofagus tidak berfungsi dengan baik, asam lambung dapat naik kembali ke kerongkongan, dikenal sebagai gastroesophageal reflux atau acid reflux. Kondisi ini, jika dibiarkan, dapat berkembang menjadi GERD, yang ditandai dengan nyeri perut bagian atas dan dada.
Untuk mengatasi masalah asam lambung tanpa obat, Dr. Jacqueline Wolf, ahli gastroenterologi dan profesor kedokteran di Harvard Medical School, merekomendasikan beberapa langkah. Pertama, makan sedikit dan dengan perlahan untuk mengurangi risiko kenaikan asam lambung. Hindari makanan tertentu yang dapat memicu refluks, seperti mint, makanan berlemak, dan kopi. Selain itu, hindari minum minuman bersoda dan jangan tidur setelah makan.
Untuk membantu mengatasi asam lambung, Dr. Wolf juga menyarankan untuk tidak melakukan olahraga berat setelah makan, tidur dengan posisi miring, dan jika disarankan, turunkan berat badan yang berlebihan. Berhenti merokok juga penting karena nikotin dalam rokok dapat mengendurkan sfingter esofagus. Terakhir, periksa obat-obatan yang Anda konsumsi, karena beberapa obat tertentu dapat mempengaruhi sfingter esofagus.
Jika langkah-langkah tersebut tidak memberikan perbaikan yang memadai, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat. Meningkatkan kesadaran akan asam lambung dan mengambil langkah-langkah preventif sejak dini dapat membantu mencegah masalah yang lebih serius di kemudian hari.