Ketua Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU RI) Hasyim Asy’ari memastikan bahwa terdapat masalah dalam pemungutan suara di Kuala Lumpur, Malaysia. Problem tersebut terjadi pada metode pemungutan suara melalui Kotak Suara Keliling (KSK) dan metode pos sehingga penghitungan suara dengan dua metode tersebut harus dihentikan. Menurut rekomendasi panitia pengawas pemilu, penghitungan suara melalui KSK dan metode pos dihentikan dan tidak diikutkan dalam penghitungan suara metode TPS. Hasyim memastikan bahwa pemungutan suara ulang atau PSU akan dilakukan setelah pemutakhiran data pemilih, dengan sangat hati-hati dalam menentukan siapa saja yang harus kembali menggunakan hak suaranya. KPU juga akan teliti dalam menginventarisasi nama-nama yang tercatat dalam DPT, DPTb ataupun DPK yang sudah menyuarakan hak pilihnya di dalam negeri, sehingga ketika mereka kembali ke Malaysia, tidak akan diikutkan saat pemungutan suara ulang dengan metode pos dan KSK. Hasyim juga meyakini bahwa sementara ini belum diperlukan cetak ulang kertas suara untuk PSU, karena ada sejumlah pemilih yang tidak ikut memilih sehingga sisa dari surat suara dipastikan mencukupi meski belum terdata secara rinci.