Presiden Prabowo Subianto dianggap berani dalam keputusannya mengganti Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan dan melakukan reshuffle pada beberapa posisi penting dalam kabinetnya. Purbaya Yudi Sadewa kemudian diangkat sebagai pengganti Sri Mulyani. Keputusan ini memberikan dampak signifikan terhadap pasar keuangan dan ketidakpastian ekonomi. Pasar keuangan Indonesia mengalami volatilitas setelah perubahan kabinet ini, dengan penurunan tajam pada saham, obligasi, dan valuta asing. Meskipun demikian, langkah-langkah agresif dari Menteri Keuangan baru, Purbaya Yudi Sadewa, untuk menyalurkan dana negara sebesar 200 triliun rupiah ke sektor perbankan diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi. Investor juga mencermati kebijakan fiskal yang baru ini dengan harapan bahwa arus keluar modal asing dapat berkurang. Selain itu, kondisi obligasi pemerintah Indonesia mendapat sorotan positif dari perusahaan manajemen aset global seperti BlackRock, Fidelity International, dan PineBridge Investments. Meskipun demikian, kehati-hatian tetap diperlukan dalam mengawasi perkembangan pasar obligasi Indonesia di tengah kondisi global yang masih tidak stabil. Upaya pemerintah untuk mengimplementasikan berbagai kebijakan stimulus ekonomi menjadi sorotan utama dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan stabilisasi pasar. Dalam hal ini, koordinasi antara kebijakan fiskal dan moneter diharapkan dapat membawa dampak positif bagi perekonomian Indonesia dalam jangka panjang.