Sekretaris Jenderal Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Sekjen Kemendes PDT) Taufik Madjid mengatakan bahwa program Transformasi Ekonomi Kampung Terpadu (TEKAD) akan mempercepat pertumbuhan ekonomi yang inklusif di Indonesia Timur. Hal tersebut disampaikan saat membuka Workshop Nasional Pembangunan Komitmen Pemerintah sasaran Program TEKAD 2025 di Hotel Aryaduta Makassar pada Jumat malam.
Program TEKAD merupakan salah satu inisiatif pemerintah untuk meratakan pembangunan di Indonesia Timur, terutama di sekitar 11.000 desa kategori tertinggal dan sangat tertinggal. Didesain untuk meningkatkan pendapatan keluarga dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya lokal di setiap desa. Tujuan utamanya adalah membantu desa-desa tertinggal menjadi mandiri dan maju.
Program TEKAD adalah bagian dari rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) 2025-2029 yang bertujuan untuk memerangi kemiskinan, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia di desa-desa. Melalui kerja sama antara Kemendes PDT dan IFAD, program ini akan menyasar lebih dari 1.000 desa dan 150.000 rumah tangga di wilayah Indonesia Timur.
Semua pihak yang terlibat dalam program TEKAD, mulai dari pemangku kebijakan hingga masyarakat desa, berperan penting dalam menjalankan inisiatif ini. Diharapkan bahwa program ini akan membawa dampak signifikan terutama bagi masyarakat di wilayah terpencil di Indonesia. TEKAD berlokasi di 9 Provinsi di wilayah Timur Indonesia sebagai upaya untuk meningkatkan kontribusi masyarakat desa terhadap pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh berbagai tokoh ternama seperti Dirjen PEID Kemendes PDT Tabrani, Country Programme Officer IFAD Indonesia Yumi Sakata, Staf Khusus Menteri Andi Rahma, Sekda Provinsi Sulawesi Selatan Jufri Rahman serta jajaran Forkopimda. Ini menunjukkan dukungan yang kuat dari berbagai pihak terhadap upaya transformasi ekonomi kampung ini.