PHK di Indonesia Meningkat, 10 Profesi yang Paling Banyak Terdampak
Pemutusan hubungan kerja (PHK) terus meningkat di Indonesia, terutama di tengah kondisi ekonomi yang tidak menentu. Data Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mencatat bahwa hingga Mei 2025, sebanyak 26.455 pekerja telah terkena PHK. Hal ini menjadi perhatian karena angka ini naik dibanding tahun sebelumnya, terutama di wilayah Jawa Tengah, DKI Jakarta, dan Riau.
Laporan terbaru dari JobStreet menunjukkan bahwa 42% perusahaan di Indonesia melakukan pengurangan tenaga kerja pada tahun 2024. Berbagai sektor terdampak, mulai dari administrasi, manajemen, hingga informasi teknologi. Profesi yang paling banyak terkena PHK antara lain administrasi dan SDM, manajemen, akuntansi, hingga legal dan kepatuhan.
Ada enam alasan umum di balik lonjakan PHK di Indonesia, mulai dari efisiensi biaya operasional, proyeksi ekonomi yang tidak menentu, hingga penggunaan teknologi dalam otomatisasi pekerjaan. Hal ini menunjukkan bahwa ketidakpastian ekonomi dan perkembangan teknologi memainkan peran penting dalam keputusan perusahaan untuk melakukan PHK.
Dengan adanya situasi ini, penting bagi para pekerja untuk terus meningkatkan keterampilan dan pengetahuan agar dapat bersaing secara lebih baik di pasar tenaga kerja yang semakin ketat. Selain itu, perusahaan juga diharapkan lebih proaktif dalam memberikan dukungan dan pelatihan kepada karyawannya agar terhindar dari dampak PHK di masa depan.