Pengembangan program BPJS Hewan yang saat ini sedang dalam tahap penggodokan oleh Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian mendapat dukungan penuh dari Kent. Program ini bertujuan memberikan bantuan pembiayaan bagi pemilik hewan yang kurang mampu. Kent mengungkapkan bahwa tidak semua pemilik hewan berasal dari kalangan mampu, bahkan banyak di antaranya yang merawat hewan-hewan liar yang mereka tangkap. Dengan adanya program BPJS Hewan, diharapkan mereka dapat lebih terbantu dalam membiayai perawatan hewan-hewan yang mereka rawat. Lebih lanjut, layanan BPJS Hewan juga akan menggunakan sistem identifikasi hewan melalui microchip untuk mencatat data hewan peliharaan secara sistematis. Program ini direncanakan untuk melakukan studi kelayakan pada tahun 2025 dan ditargetkan untuk direalisasikan pada tahun 2026.
Di samping itu, Kent berharap agar Puskeswan Ragunan bisa menjadi contoh dalam pelayanan kesehatan hewan di Indonesia bahkan secara internasional. Hasudungan Sidabalok selaku Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian DKI Jakarta juga menambahkan bahwa program inovatif ini akan dimulai dengan pemasangan microchip pada hewan peliharaan serta integrasi dengan layanan kesehatan ala BPJS khusus hewan. Langkah pertama program ini akan menjalani studi kelayakan pada tahun 2025 sebelum dilakukan uji coba pada 2026. Hasudungan juga menekankan bahwa hewan-hewan yang ingin mendapatkan layanan BPJS Hewan harus terlebih dahulu dipasangi microchip untuk pendataan yang baik. Dengan konsep BPJS Hewan, layanan ini hanya akan diberikan kepada hewan yang telah memiliki microchip.