Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin baru-baru ini menyoroti masalah obesitas sebagai faktor yang dapat mempersingkat harapan hidup, terutama pada pria. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lebih dari 2,8 juta orang meninggal setiap tahun karena kelebihan berat badan atau obesitas. Obesitas sendiri merupakan penyakit kronis dan kompleks yang dipicu oleh sejumlah faktor, termasuk genetik, asupan gizi berenergi tinggi, kurangnya aktivitas fisik, dan faktor psikososial.
Data dari WHO pada tahun 2022 mengungkapkan bahwa sekitar 2,5 miliar orang dewasa di atas usia 18 tahun mengalami kelebihan berat badan, di antaranya lebih dari 890 juta orang dewasa mengidap obesitas. Persentase ini setara dengan 43% orang dewasa, dengan angka tersebut mengalami peningkatan dari tahun 1990 ketika 25% orang dewasa mengalami kelebihan berat badan.
Obesitas dapat mengakibatkan kematian yang terkait dengan berbagai penyakit seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, kanker, gangguan neurologis, gangguan pernapasan kronis, dan masalah pencernaan. Di Asia Tenggara, Malaysia menjadi negara dengan jumlah penduduk obesitas tertinggi. Menurut Survei Kesehatan dan Morbiditas Nasional (NHMS) 2023, sekitar 54,4% orang dewasa di Malaysia menderita kelebihan berat badan dan obesitas.
Proyeksi prevalensi obesitas di Asia Tenggara pada tahun 2025 menunjukkan Malaysia sebagai negara dengan tingkat obesitas pria tertinggi sebesar 22% dan tingkat obesitas wanita sebesar 26,1%. Sementara itu, Indonesia berada di posisi keempat dengan tingkat obesitas pria sebesar 10% dan wanita sebesar 14,8%. Data ini mengindikasikan bahwa obesitas merupakan masalah kesehatan yang signifikan di wilayah Asia Tenggara yang perlu mendapat perhatian lebih lanjut.