Sportivitas merupakan nilai yang sangat dijunjung tinggi dalam dunia olahraga, baik itu di cabang sepak bola maupun bulu tangkis. Nilai ini seharusnya juga dijadikan teladan dalam bidang lain, termasuk politik. Menjadi sportif dalam berkompetisi bukan hanya tentang kemenangan atau kekalahan, tetapi lebih pada semangat untuk bersaing dengan sportivitas tinggi. Bagi atlet maupun politisi, sikap sportif melibatkan penghormatan terhadap aturan serta hasil yang didapatkan secara adil. Artinya, sportivitas tidak hanya berdampak pada kesehatan emosional dan kemampuan sosialisasi, tetapi juga mempengaruhi kesehatan mental individu.
Sikap sportif yang baik tidak hanya penting dalam dunia olahraga, tetapi juga dalam dunia politik. Mempromosikan rasa hormat, keadilan, dan empati bisa menciptakan lingkungan yang sehat dan penuh persaingan positif. Melalui sportivitas, terjalin hubungan yang lebih baik antara politisi, seperti yang terlihat dalam Pilkada Gowa 2024 dimana Amir Uskara menerima kekalahan dengan lapang dada tanpa gugatan. Hal ini menunjukkan jiwa besar seorang politisi yang mengutamakan persatuan dan harmoni di masyarakat.
Pentingnya sportivitas dalam politik juga dapat menjadi pedoman dalam mengajarkan nilai-nilai yang sama kepada para kader. Politisi yang mampu mengakui keunggulan lawan dengan sportif sejatinya adalah “petarung sejati”. Dalam politik, lawan bukanlah musuh yang harus dihancurkan, melainkan rekan dalam membangun negara dan daerah. Tantangan bagi semua pihak adalah apakah para politisi siap untuk menanamkan nilai sportivitas dalam setiap langkah politik mereka atau hanya mengejar ambisi pribadi dan kekuasaan. Ini adalah panggilan untuk menjadikan dunia politik lebih bermartabat.