Sejumlah fakta baru terungkap mengenai kematian MIP, kepala cabang bank BUMN yang diculik dan dibunuh oleh sekelompok orang. Salah satunya adalah bahwa MIP merupakan target yang dipilih secara acak. Polisi menyebutkan bahwa sebelum menargetkan MIP, komplotan yang dipimpin oleh DH mencoba mencari kepala cabang yang biasanya terlibat dalam kejahatan dengan mereka. Mereka berusaha untuk memindahkan dana dari rekening dormant ke rekening penampungan. Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Wira Satya Triputra, menyatakan bahwa sebelum menargetkan MIP, komplotan tersebut telah mencari untuk waktu yang cukup lama kepala cabang yang akan menjadi korban diculik.
Selama proses pencarian tersebut, C alias K dan DH gagal menemukan kepala cabang yang bersedia bekerja sama dengan mereka. Namun, satu hari C alias K mendapatkan informasi dari lapangan berupa kartu nama milik MIP. Informasi tersebut dikirimkan ke DH dan mereka kemudian mulai melacak keberadaan MIP. Setelah berusaha menemukan rumah korban namun gagal karena alamatnya tidak jelas, mereka mengintai MIP di kantornya. Dari situlah pembuntutan dimulai hingga akhirnya MIP menjadi target untuk diculik.
AKBP Abdul Rahim juga mengungkapkan bahwa MIP batal dibawa ke safe house karena lokasi yang dijanjikan sudah disewakan kepada orang lain. Jika MIP bersedia, tim IT yang disiapkan oleh K alias C akan membawa korban ke bank di mana MIP bekerja untuk melakukan eksekusi terhadap rekening dormant. Dengan demikian, motif dan proses di balik pembunuhan MIP semakin terungkap dengan jelas.