Tepat 1.455 tahun lalu, Nabi Muhammad SAW lahir di Makkah. Namun sejak awal kehidupannya, beliau tidak disusui langsung oleh sang ibu, Aminah binti Wahab. Muhammad kecil justru diasuh dan disusui oleh seorang perempuan dari pedalaman, Halimah as-Sa’diyah. Halimah merawat Muhammad layaknya anaknya sendiri. Dia menyusui, memandikan, hingga membesarkan sosok yang kelak menjadi nabi terakhir itu. Kebersamaan mereka berlangsung hingga Muhammad berusia sekitar lima tahun, sebelum akhirnya dikembalikan ke pangkuan ibunya. Tradisi tersebut, dikenal dengan murdhi’at atau ibu susu, merupakan praktik umum di kalangan keluarga terpandang Quraisy pada abad ke-6 di Makkah. Para ibu susu biasanya berasal dari pedalaman jauh dari pusat kota Makkah, dengan alasan kesehatan dan faktor patriarki sebagai latar belakangnya. Kesehatan bayi dan kebutuhan untuk memenuhi tuntutan sosial untuk memperbanyak keturunan menjadi alasan utama mengapa anak-anak Quraisy sering kali diasuh oleh ibu susu. Oleh karena itu, tradisi ini bukanlah hal yang aneh di tengah kondisi sosial Arab pada masa itu. Maka, alasan Nabi Muhammad tidak disusui langsung oleh ibunya dapat dipahami berdasarkan tradisi dan norma sosial yang berlaku pada zaman tersebut.
Mengapa Nabi Muhammad Diasuh Orang Lain saat Bayi?
BERITA TERKAIT