Sunday, September 21, 2025
HomeGaya HidupMengenal Komunitas La Sape di Kongo: Kehidupan Miskin Gaya

Mengenal Komunitas La Sape di Kongo: Kehidupan Miskin Gaya

Komunitas La Sape di Kongo menjadi kelompok yang sangat menarik perhatian masyarakat global akhir-akhir ini. Anggota komunitas ini, yang sebagian besar terdiri dari lapisan masyarakat yang kurang mampu di Afrika, terlihat mengenakan pakaian gaya konglomerat dan gaya model barat. Meskipun mayoritas dari mereka adalah buruh, supir taksi, petani, atau tukang kayu, ada yang bahkan memakai pakaian rancangan desainer.

Asal usul gaya La Sape sendiri berasal dari masa penjajahan Belgia-Prancis di Kongo. Singkatan La Sape sendiri merujuk kepada Société des ambianceurs et des personnes elegantes atau dalam bahasa Inggris diterjemahkan sebagai Society of Atmosphere-setters and Elegant People. Selama masa penjajahan, budak Kongo bekerja untuk mendapatkan pakaian bekas yang mereka kenakan di luar jam kerja dengan gaya yang fashionable ala “pria Prancis”, ditandai dengan pakaian warna-warni, sepatu mewah, topi bowler, dan aksesoris lainnya.

Para pria Kongo yang merupakan bagian dari La Sape merasa keren dan mendapatkan kegembiraan saat mengenakan pakaian seperti itu. Gerakan La Sape sendiri pada awalnya adalah bentuk ekspresi sosial bagi orang-orang yang pernah dijajah. Namun, saat ini La Sape lebih merupakan sebuah ideologi tentang kesenangan dan keanggunan, meskipun anggotanya mungkin kekurangan secara materi.

Para Sapeurs tidak hanya memperlihatkan keanggunan dalam penampilan mereka, tetapi juga mempraktikkan keanggunan dalam budaya Kongo. Bahkan, gerakan La Sape telah mendapatkan penghormatan dari berbagai elemen masyarakat, termasuk politisi dan musisi di Kongo. Meskipun ada pandangan skeptis terhadap gerakan ini, bagi banyak pengikut La Sape, hal ini merupakan cara untuk menyatakan kebersihan dan kenyamanan dalam berpakaian.

Menurut penulis buku tentang Sapeurs, Tariq Zaidi, anggota La Sape rela menabung selama bertahun-tahun agar bisa membeli pakaian asli desainer yang mereka impikan, dengan harga mencapai ratusan dollar. Mereka tidak akan mengenakan barang palsu, dan lebih memprioritaskan tampil trendi daripada aspek keuangan lainnya. Bagi mereka, menjadi trend-setter dalam komunitas mereka lebih penting daripada memiliki kepemilikan rumah atau kendaraan mewah.

Source link

BERITA TERKAIT

berita populer