Sunday, September 21, 2025
HomeGaya Hidup3 Negara Konsumsi Daging Kucing: Realitas di Tetangga RI

3 Negara Konsumsi Daging Kucing: Realitas di Tetangga RI

Meskipun populer sebagai hewan peliharaan, beberapa negara masih menyajikan daging kucing sebagai makanan. Tercatat dari sejarah bahwa kucing pernah dikonsumsi dalam Provinsi Romawi Gallia Narbonensis (Prancis selatan) pada zaman dahulu. Bahkan pada abad ke-18, kucing domestik dipakai untuk produksi daging di Prancis dengan resep yang diterbitkan hingga tahun 1740. Di Spanyol, kucing juga menjadi bagian dari menu makanan pada abad ke-17.

Meskipun daging kucing ilegal di banyak negara, di Vietnam makanan ini masih sering tersaji dan dianggap sebagai sumber kekuatan. Tingginya permintaan dari Vietnam membuat banyak hewan peliharaan diculik, bahkan dari negara tetangga seperti Thailand dan Laos. China terkenal sebagai konsumen terbesar daging kucing dan anjing di dunia, tidak hanya melalui pasar gelap tetapi juga di berbagai provinsi dan wilayah di China.

Dalam budaya China, daging kucing dan anjing dianggap membawa manfaat bagi kesehatan seperti meningkatkan metabolisme tubuh, mengatasi cuaca panas, dan meredakan musim dingin. Biasanya, daging ini diolah menjadi sup, steak, atau dimasak dengan sayuran dan nasi, dengan tambahan bumbu dan topping. Tiap tahunnya, China mengonsumsi lebih dari empat juta anak kucing.

Selain China, suku asli Australia juga tercatat masih mengonsumsi kucing liar, meskipun bukan menjadi bagian dari menu makanan yang umum di Australia secara umum. Meskipun kebiasaan ini masih ada, penting untuk diingat bahwa aspek kesejahteraan hewan dan kode etik makanan harus senantiasa diperhatikan dalam konsumsi makanan.

Source link

BERITA TERKAIT

berita populer