Dalam era teknologi yang semakin praktis, penggunaan dompet digital semakin populer sebagai sarana pembayaran. Namun, para ahli keuangan menyarankan untuk tetap menyimpan sedikit uang tunai di dalam dompet sebagai langkah persiapan dalam situasi darurat. Meskipun penggunaan uang tunai masih ada, survei Federal Reserve menunjukkan penurunan penggunaan uang tunai dalam beberapa tahun terakhir.
Rata-rata jumlah uang yang biasanya disimpan di dompet oleh Orang Amerika adalah sekitar US$ 67. Namun, jumlah ideal uang tunai yang harus disimpan di dalam dompet akan bergantung pada rutinitas dan kebutuhan individu. Perencana keuangan Christopher Rand menyarankan untuk menyimpan cukup uang tunai untuk menutupi pengeluaran rutin tanpa harus terlalu banyak sehingga tidak merasa khawatir kehilangan uang tersebut.
Beberapa rekomendasi dari para ahli keuangan adalah menyimpan antara Rp 300 ribu hingga Rp 700 ribu di dalam dompet untuk menghadapi situasi darurat. Namun, penting untuk tidak membawa terlalu banyak uang tunai agar tidak rentan terhadap risiko kehilangan atau pencurian. Uang tunai di dompet juga dapat digunakan untuk berbagai keperluan sehari-hari seperti memberi tip, membayar parkir, atau belanja di toko konvensional.
Meskipun era digital semakin berkembang, memiliki uang tunai dalam dompet tetap dianggap penting sebagai cadangan saat teknologi gagal total. Hindari membawa uang tunai berlebihan karena dapat meningkatkan risiko kehilangan. Selain itu, uang tunai tidak memiliki perlindungan yang sama seperti kartu kredit, sehingga penting untuk tetap bijak dalam menyimpan dan menggunakan uang tunai. Meskipun era digital semakin maju, memiliki sedikit uang tunai di dompet tetap diperlukan sebagai langkah antisipasi dalam menghadapi kemungkinan kegagalan teknologi.