Pemerintah akan mengembangkan layanan transplantasi ginjal sebagai bagian dari upaya transformasi sistem kesehatan di Indonesia. Transplantasi ginjal dianggap sebagai solusi yang lebih efektif bagi pasien yang menderita gagal ginjal. Wakil Menteri Kesehatan, Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono, mengungkapkan bahwa pasien gagal ginjal memerlukan biaya yang cukup besar setiap tahun untuk cuci darah, sedangkan biaya untuk transplantasi ginjal dianggap lebih efisien dalam jangka panjang. Menurut prof. Dante, transplantasi ginjal bukan hanya masalah kesehatan, tetapi juga memiliki dampak sosial dan ekonomi yang penting.
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kemenkes RI tahun 2018 menunjukkan bahwa sekitar 3,8% masyarakat Indonesia mengalami penyakit ginjal kronis. Saat ini, terdapat 19 pusat transplantasi ginjal yang sudah beroperasi di berbagai wilayah Indonesia, dengan jumlah ini diprediksi akan terus bertambah di masa depan. Prof. Dante menegaskan bahwa kualitas layanan kesehatan akan tetap menjadi prioritas, dan pemerintah akan terus memastikan bahwa layanan transplantasi ginjal berjalan dengan baik.
Beliau menyampaikan bahwa tindakan transplantasi ginjal akan tetap dilaksanakan sesuai standar yang berlaku, karena hal tersebut merupakan amanah yang diberikan kepada Kementerian Kesehatan sebagai pusat perhatian kesehatan di negara ini. Kondisi ini menjadi langkah yang diambil untuk meningkatkan layanan kesehatan di Indonesia demi menjaga kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.