Daftar Isi
Jakarta, CNBC Indonesia – Asosiasi Pengalengan Ikan Indonesia (APIKI) mengungkapkan ikan dalam kemasan kaleng memiliki kandungan yang serupa dengan produk segar sehingga tak membahayakan kesehatan manusia. Berkaitan dengan hal itu, APIKI pun menyarankan pemerintah untuk menjadikan ikan dalam kemasan kaleng sebagai menu protein Makan Bergizi Gratis (MBG).
Ketua Harian APIKI Sadarma Suhaim Saragih mengatakan, saat ini, masyarakat Indonesia cenderung menilai ikan segar jauh lebih baik dan bernutrisi daripada produk dalam kemasan kaleng. Padahal, ikan segar dan dalam kemasan kaleng mengandung nutrisi yang serupa dan sama-sama baik untuk dikonsumsi manusia.
Menurut sejumlah studi, Sadarma menjelaskan bahwa ikan dalam kemasan kaleng juga kaya akan nutrisi, seperti asam lemak omega-3, protein, kalsium, hingga vitamin B12. Tak hanya itu, ikan dalam kemasan kaleng pun tak mudah membusuk akibat terkontaminasi bakteri dan memiliki umur simpan yang lebih lama daripada ikan segar.
“Secara umum, ikan-ikan adalah makanan yang mudah busuk dan terkontaminasi bakteri. Namun kalau ikan kaleng, itu memiliki umur simpan yang lama dan mudah disimpan,” kata Sadarma dalam Gelar Wicara Bincang Bahari bertajuk ‘Pangan Biru untuk Swasembada Pangan Indonesia’ di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Senin (11/11/2024).
Selain kaya akan nutrisi, Sadarma juga menyebut ikan dalam kemasan kaleng, seperti sarden; makarel; hingga tuna-tuna kecil memiliki risiko merkuri yang lebih rendah daripada ikan lainnya. Sebab, ikan kecil disebut lebih sedikit mengandung logam berat daripada ikan-ikan besar.
“Secara teori, ikan yang lebih besar itu akan lebih tinggi kandungan merkurinya. Itu sudah dari penelitian,” jelas Sadarma.
“Sarden; makarel; cakalang; dan sedikit ikan-ikan tuna kecil itu adalah bahan baku dari ikan kaleng sehingga resiko merkurinya lebih rendah dibandingkan ikan-ikan yang lebih besar, seperti marlin,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Sadarma menegaskan bahwa ikan dalam kemasan kaleng memiliki nilai gizi yang sebanding dengan ikan segar. Menurutnya, berkurang atau tidaknya kandungan gizi, termasuk protein pada ikan sebenarnya tergantung pada bagaimana cara pengolahannya.
“Ikan segar yang kita beli di pasar pun kalau penyajiannya tidak memenuhi kaedah-kaedah cara menyiapkan makanan yang baik, misalnya digoreng dengan suhu terlalu lama juga akan merusak [kandungan] protein,” ujar Sadarma.
“Namun kalau ikan kaleng, itu sudah melalui proses pemanasan suhu tinggi yang dapat mempertahankan ikan kaleng,” imbuhnya.
Kandungan Dalam Ikan Kaleng
Secara rinci, Sadarma menyebutkan, kandungan protein pada ikan tuna dan sarden dalam kemasan kaleng tergolong sangat tinggi. Bahkan, satu kaleng ikan tuna berukuran 100 gram pun mengandung 26,8 gram protein.
“Secara khusus ikan kaleng, ya, tuna kaleng ini energinya cukup tinggi. Proteinnya tinggi sekali, yaitu 26,8 persen. Jadi, protein ikan laut itu memang lebih tinggi dibandingkan air tawar,” jelas Sadarma.
“Sementara itu ikan sarden, protein dan kandungan omega-3-nya itu tinggi, tinggi sekali,” sambungnya.
Berikut rincian kandungan ikan kaleng, yakni tuna dan sarden yang umumnya ditemukan di Indonesia:
1. Ikan Tuna dalam Kemasan Kaleng
Energi: 111 kcal/100 gram
Protein: 26,8 gram/100 gram
Omega-3: 0,4 gram/100 gram
Vitamin D: 5,08 µg (mikrogram)/100 gram
Selenium: 305 mikrogram/100 gram
Vitamin B12: 2,53 mikrogram/100 gram
Lodine: 16 mikrogram/100 gram
2. Ikan Sarden dalam Kemasan Kaleng
Energi: 207 kcal/100 gram
Protein: 24,4 gram/100 gram
Omega-3: 12 gram/100 gram
Vitamin D: 7,5 µg (mikrogram)/100 gram
Selenium: 35 mikrogram/100 gram
Vitamin B12: 13,6 mikrogram/100 gram
Lodine: 80 mikrogram/100 gram.
“Kami pernah diundang rapat dengan salah satu Direktur Badan Gizi Pangan. Kami juga mengusulkan supaya ikan kaleng ini juga bisa dimasukkan dalam bantuan pangan atau program stunting,” ungkap Sadarma.
“Itu sudah kami usulkan juga dan mereka mungkin sudah dapat mempertimbangkan,” katanya.
Dalam kesempatan sama, Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP Budi Sulistiyo mengungkapkan, pihaknya telah menyiapkan daftar produk laut yang bisa dijadikan sebagai pilihan menu protein program Makna Bergizi Gratis (MBG). Ia menyebut, salah satu produk yang bakal diusulkan oleh KKP kepada Badan Gizi Nasional adalah ikan dalam kemasan kaleng, seperti sarden, makarel, dan tuna.
“Iya (bakal diusulkan menjadi menu MBG), ikan kaleng merupakan bagian dari hasil olahan. Ini, kan, bisa menjadi bahan baku karena kalau kita lihat, ikan kaleng itu dimensinya ada yang kecil alias berukuran 200 gram, ada yang besar untuk usaha katering,” kata Budi di Kantor KKP, Senin (11/11/2024).
(dce)
Next Article
10 Ikan Laut yang Mengandung Merkuri Tinggi