Monday, September 23, 2024
HomeGaya HidupBukan Warung Madura, Ternyata Ini Raja Toko Kelontong di Dunia

Bukan Warung Madura, Ternyata Ini Raja Toko Kelontong di Dunia




Jakarta, CNBC Indonesia – Warung Madura atau bisa juga disebut toko kelontong super lengkap cukup mudah ditemui di berbagai daerah di Indonesia. Keunggulan dari warung madura selalu bisa melayani kebutuhan kapan pun dan jam berapa pun karena buka 24 jam.

Meski keberadaan Warung Madura tersebar di seluruh pelosok negeri, khususnya di Pulau Jawa, rupanya Indonesia belum dapat disebut raja toko kelontong dunia. Namun, Korea Selatan yang tercatat sebagai negara dengan pertumbuhan jumlah toko kelontong yang pesat.

Asosiasi Industri Toko Serba Ada Korea mengungkapkan pada akhir tahun lalu jumlahnya mencapai 55.200 toko di negara berpenduduk 52 juta jiwa itu. Artinya ada sekitar satu toko kelontong untuk tiap 950 juta masyarakat di sana.

Jumlah itu melebihi total cabang McDonald’s di seluruh dunia. Hal ini menjadikan Korea Selatan sebagai negara dengan kepadatan toko kelontong tertinggi per kapita melampaui Jepang dan Taiwan, yang keduanya juga dikenal dengan banyaknya toko kelontong.

“Industri toko serba ada di Korea Selatan menonjol karena kepadatan yang luar biasa dan strategi inovatifnya,” kata Profesor Pariwisata dan Industri Jasa Makanan di Universitas Kwangwoon Seoul, Chang Woo-Cheol, mengutip CNN International, Minggu (18/8/2024).

“Mereka menjadi saluran ritel penting, dengan pangsa penjualan ritel offline terbesar kedua di negara ini,” sambungnya.

Ada beberapa hal yang membedakan minimarket di Korea Selatan. Toko ini menawarkan segala mulai dari makanan dan minuman, perlengkapan rumah tangga, dan layanan gaya hidup.

Bahkan di toko ini pelanggan juga dapat mengisi daya baterai ponsel, membayar tagihan listrik, menarik uang tunai, melakukan pemesanan dan menerima pesanan online, bahkan bisa mengisi daya skuter listrik mereka dan menukar mata uang asing, dan mengirim surat internasional.

“Toko serba ada di Korea bukan hanya tempat di mana orang dapat (duduk) mengelilingi meja di antara tumpukan kaleng bir di malam musim panas, tetapi juga menyediakan layanan penting,” kata Deloitte Korea dalam laporan tahun 2020.

Laporan itu juga menggambarkan toko-toko di negara Korea Selatan cukup memanjakan pelanggan mereka dengan kenyamanan ekstrim. Toko itu juga menjadi tempat yang tepat bagi pekerja kantoran dan pelajar untuk makan siang dan lainnya.

Dari kenyamanan itu permintaan terhadap toko kelontong ini melonjak seiring dengan urbanisasi yang terjadi di Korea. Chang mengatakan lebih 80% penduduk kini tinggal di pusat kota, dengan gaya hidup yang serba cepat.

Faktor lainnya adalah demografi. Saat ini semakin sedikit penduduk Korea Selatan yang menikah atau memulai keluarga. Sehingga masyarakat dengan status lajang ini memilih untuk membatasi anggaran belanjanya mengingat juga kesulitan ekonomi yang saat ini tengah dihadapi.

Laporan McKinsey menyatakan pada 2021 lalu sekitar 35% dari seluruh rumah tangga di Korea Selatan adalah penduduk lajang. Mereka lebih memilih pilihan yang murah dan mudah di toko swalayan atau memesan secara online ketimbang memasak sendiri.

Ditambah pandemi Covid-19 juga berkontribusi pada tren masyarakat yang lebih memesan barang secara online atau membeli di toko kelontong terdekat. Sehingga perusahaan telah memanfaatkan tingginya permintaan ini dengan membuka toko di lokasi yang strategis seperti dekat karaoke, pusat seni dan lainnya.

Semua ini menghasilkan keuntungan besar. Antara tahun 2010 dan 2021, pendapatan toko serba ada di Korea melonjak lebih dari empat kali lipat dari $5,8 miliar menjadi $24,7 miliar, melampaui supermarket dan department store tradisional, menurut McKinsey, mengutip perusahaan riset pasar Euromonitor yang berbasis di London.

Peminat toko kelontong ini juga semakin dipopulerkan oleh media sosial, yang menjadi fenomena global. Banyak orang yang menyebutnya sebagai “Korean Wave”.

Di sosial media, para influencer memamerkan stasiun ramen instan di dalam toko, mengulas makanan ringan dan minuman, atau mengikuti tren online seperti hanya mengonsumsi makanan di toko swalayan sepanjang hari. Video-video ini terbukti menjadi strategi kemenangan bagi pembuatnya.

(pgr/pgr)

Saksikan video di bawah ini:

Laris Manis Bisnis Klink Kecantikan Kekinian Saat Daya Beli Tertekan


Source link

BERITA TERKAIT

berita populer