Daftar Isi
Jakarta, CNBC Indonesia – Joko Widodo (Jokowi) adalah presiden Indonesia pertama yang memulai tradisi mengenakan pakaian adat dalam banyak acara resmi kenegaraan. Salah satu yang paling menonjol adalah rupa-rupa pakaian adat dengan segala filosofinya yang ia kenakan tiap menyampaikan pidato kenegaraan di Sidang Tahunan MPR RI yang digelar pada 16 Agustus setiap tahunnya.
Tradisi ini dimulai Jokowi sejak 2017 lalu. Sebelumnya, para Presiden hanya mengenakan setelan jas formal. Pada tahun terakhirnya menyampaikan pidato kenegaraan, Presiden Jokowi mengenakan baju adat Betawi.
Banyak pihak mengaitkan pilihan baju adat tersebut dengan kebijakan Jokowi yang membangun Ibu Kota Nusantara (IKN).
Terlepas dari hal tersebut, menarik untuk menilik rupa-rupa baju adat Jokowi dari masa ke masa.
1. Baju Adat Suku Sasak, NTB (2019)
Foto: Presiden Joko Widodo mengenakan baju adat Sasak Nusa Tenggara Barat (NTB) saat pidato kenegaraan Sidang Bersama DPD-DPR di di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2019).(CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
|
Pada 16 Agustus 2019 lalu, Presiden memilih baju adat Suku Sasak dari Nusa Tenggara Barat (NTB).
Pakaian adat pria suku sasak ini disebut dengan pegon. Pegon yang berbentuk seperti jas memiliki akulturasi dan pengaruh dari tradisi Jawa dan jas Eropa. Percampuran ini dianggap sebagai lambang keagungan dan kesopanan.
2. Baju Adat Suku Sabu (2020)
Foto: Baju adat Suku Sabu yang dikenakan Presiden Jokowi saat pidato kenegaraan tampak megah dengan kombinasi warna hitam dan emas. (Muchlis – Biro Pers Setpres)
|
Dalam pidato kenegaraan 2020, Jokowi menggunakan baju adat Suku Sabu dengan kemeja hitam lengan panjang, kain corak bunga berwarna emas yang menyilang di bagian dada, dan ikat kepala bercorak senada.
Mengutip dari berbagai sumber, baju adat Suku Sabu untuk laki-laki terdiri atas kemeja putih lengan panjang, selendang tenun yang membentuk tanda silang di kedua bahu, dan bawahan kain sarung tenun khas NTT.
Selain itu, baju adat Suku Sabu juga dilengkapi dengan aksesori ikat kepala berwarna keemasan, perhiasan kalung, dan sabuk emas.
Suku Sabu adalah salah satu etnis masyarakat di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang menduduki Pulau Sawu dan Pulau Raijua.
3. Baju Adat Suku Baduy (2021)
Foto: Presiden Joko Widodo (Jokowi) memakai baju adat Suku Baduy di sidang tahunan MPR/DPR 2021 pada Senin (16/8). (Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden)
|
Presiden Jokowi menggunakan baju adat Suku Baduy saat sidang tahunan MPR 2021. Pada saat itu, ia menggunakan pakaian serba hitam, ikat kepala hitam bercorak biru, dan tas selempang.
Menurut Kantor Staf Presiden dalam postingan Twitter (@KSPgoid), baju adat Suku Baduy yang dikenakan Jokowi adalah hasil karya Tetua Adat sekaligus Kepala Desa Kanekes, Banten, Jaro Saija.
Kantor Staf Presiden mengatakan, pakaian yang dikenakan Jokowi terdiri atas ikat kepala atau ‘Telekung’, ikat pinggang atau ‘Beubeur’, baju adat berlengan panjang atau ‘Kutung’, dan sarung atau ‘Samping Aros’.
Berdasarkan warna motif yang digunakan Presiden Jokowi, baju adat yang digunakan adalah dari Suku Baduy Luar. Sebab, Baduy Luar identik dengan warna hitam dan biru, sementara Baduy Dalam memiliki ciri khas warna putih dan hitam.
4. Baju Adat Bangka Belitung (2022)
Foto: Presiden Jokowi mengenakan baju Paksian yang merupakan pakaian adat dari Bangka Belitung. (Dok: Biro Pers)
|
Presiden Jokowi memakai baju adat Provinsi Bangka Belitung, Paksian, saat Sidang Tahunan MPR RI 2022. Pakistan adalah hasil akulturasi budaya Arab dan Melayu.
Pada saat itu, Jokowi mengenakan jas Arab panjang berwarna hijau, selempang bordir emas yang disampirkan di bahu kanan, kain merah dengan benang emas di pinggang, dan penutup kepala emas.
Menurut berbagai sumber, selempang dalam baju adat Bangka Belitung yang dipakai Jokowi memiliki arti keberkatan, keselamatan, kehormatan, wibawa, percaya diri, dan harga diri.
Lalu, motif ‘Pucuk Rebung’ yang terdapat di baju adat melambangkan kerukunan. Warna hijau dipilih karena bermakna harapan, kesejukan, dan pertumbuhan. Sementara itu, warna emas punya arti tersendiri bagi warga Bangka Belitung, yakni diyakini sebagai lambang dari kemegahan, istimewa, dan keramahan.
5. Baju Adat Suku Tanimbar (2023)
Foto: Presiden Jokowi menggunakan baju adat Tanimbar, Maluku, saat menghadiri gelaran Sidang Tahunan MPR RI di Jakarta, Rabu (16/8/2023). (Tangkapan layar Youtube Setpres RI)
|
Presiden Jokowi menggunakan baju adat Tanimbar, Maluku, saat menghadiri gelaran Sidang Tahunan MPR RI di Jakarta, Rabu (16/8/2023).
Terlihat, Presiden Jokowi tiba di Kompleks Parlemen, Jakarta, menggunakan kemeja putih, dua kain tenun ikat yang disilangkan di dada, kain tenun hitam panjang dengan aksen merah yang diikat di pinggang, ikat kepala hitam, dan aksesori kalung berwarna emas.
Menurut keterangan tertulis Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo RI) yang diterima CNBC Indonesia, kain tenun hitam panjang dengan aksen merah yang diikat di pinggang Presiden Jokowi adalah ‘Umban’, yakni cawat yang terbuat dari tenun berukuran sekitar tiga meter. ‘Umban’ digunakan dengan cara diikat di bagian pinggang.
Lalu, sarung kain tenun untuk orang dewasa digunakan dengan cara dililitkan ke badan dan dieratkan dengan kawat tembaga atau kdalan. Kdalan tersebut dikancingkan ke belakang serta agak ke bawah.
Dalam budaya Tanimbar, ikat kepala yang dikenakan Jokowi disebut ‘Tutuban Ulu’. Mengutip dari jurnal Moda pada Januari 2021, tutuban ulu dilengkapi ‘Somalea’ atau hiasan dari bulu cendrawasih yang dikeringkan. Lalu, aksesori kalung berwarna emas yang dikenakan Jokowi disebut ‘Wangpar’.
Melansir dari berbagai sumber, ‘Tutuban Ulu’ melambangkan keberanian dan keperkasaan seorang pemimpin, prajurit, atau ketua adat.
6. Baju Adat Betawi (2024)
Foto: Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Iriana tiba di gedung DPR/MPR RI, Jakarta, Jumat (16/8/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Iriana tiba di gedung DPR/MPR RI, Jakarta, Jumat (16/8/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
|
Menutup masa jabatannya, Jokowi mengenakan baju Ujung Serong khas Betawi yang terdiri atas jas tutup berwarna hitam, arloji saku, celana berwarna hitam, dan kain batik yang dikenakan pada bagian pinggang dengan ujung menyerong di atas lutut.
Mengutip dari laman resmi Lembaga Kebudayaan Betawi, pada zaman dahulu Ujung Serong merupakan model pakaian yang sering digunakan oleh para bangsawan dan demang alias pejabat daerah laki-laki. Namun pada masa kini, Ujung Serong dapat digunakan oleh siapa saja tanpa terkecuali.
Pakaian ini dinamakan “Ujung Serong” karena salah satu ujung kain yang digunakan dibuat tidak simetris sehingga tampak “miring” di atas lutut. Selain bentuk kain, salah satu aksen yang menunjukkan ciri khas pakaian adat Betawi ini adalah motif. Umumnya, motif kain yang dipilih untuk dipadukan dengan Ujung Serong adalah tumpal berwarna cerah.
(hsy/hsy)
Next Article
Jokowi Bersyukur Timnas Indonesia Taklukkan Vietnam 1-0: Alhamdulillah