JAKARTA, RAKYATSULSEL – Pemimpin Hamas, Kepala Biro Politik Ismail Ismail Abdul Salam Haniyyah, dilaporkan tewas dibunuh di kediamannya saat berada di Teheran, Iran, Rabu (31/7). Pembunuhan Haniyeh terjadi setelah Israel pada Selasa, melakukan serangan udara di Beirut, Lebanon, yang diklaim menewaksan seorang komandan tinggi Hizbullah.
Hamas menyebut dalam pernyataan resminya bahwa Ismail Abdul Salam Ahmad Haniyyah, pemimpin politik mereka, tewas terbunuh di kediamannya di Iran akibat serbuan Israel. Kelompok yang menguasai Gaza ini mendeskripsikan bahwa Haniyeh “tewas dalam serangan mematikan Zionis”.
Israel belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait hal ini, namun sebelumnya berjanji untuk menghancurkan Hamas setelah serangan 7 Oktober di Israel selatan yang menewaskan 1.200 orang.
Hamas mengatakan Ismail Abdul Salam Haniyyah, yang pada April lalu kehilangan tiga putra dan empat cucunya dalam serangan udara di Gaza, sempat menghadiri upacara pelantikan presiden Iran yang baru, Masoud Pezeshkian, pada Selasa (30/07) waktu setempat.
“Gerakan Perlawanan Islam Hamas berduka cita untuk rakyat Palestina, untuk bangsa Arab dan Islam, dan untuk semua orang yang bebas di dunia,” ujar Hamas dalam pernyataannya.
Hal yang sama disampaikan Imam Besar Masjid Istiqlal Prof Nasaruddin Umar. Kata dia, baik pribadi dan Imam Besar Masjid Istiqlal mengucapkan bela sungkawa atas meninggalnya mantan Perdana Menteri Palestina Ismail Haniyah.
“Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rojiun, kita semua berduka dan saya secara pribadi Nasaruddin Umar Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta mengucapkan sungguh sangat berbelasungkawa atas musibah atau upaya yang telah dilakukan oleh Zionis Israel yang menyebabkan kematian Almarhum Al-Maghfurlah Bapak Ismail Abdul Salam Haniyyah,” ungkap Prof Nasaruddin.
“Beliau kita kenal sebagai mantan Perdana Menteri Palestina yang wafat tanggal 31 Juli Hari Rabu yang baru lalu akibat serangan roket Zionis Israel,” tambahnya.
Imam Besar Masjid Istiqlal mengutuk keras atas serangan Zionis Israel yang menewaskan Ismail Abdul Salam Haniyyah dan pejuang Palestina lainnya. Masjid Istiqlal konsisten menyuarakan kemerdekaan rakyat Palestina, tegas Imam Besar Masjid Istiqlal.
“Saya selaku Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta selalu berkomitmen, bukan saja untuk mengumpulkan dana, bukan saja untuk merencanakan renovasi Rumah Sakit Indonesia di sana, dan bukan saja untuk menciptakan atau membangun Masjid Istiqlal di sana,” katanya.
“Tetapi Istiqlal bersama-sama dengan seluruh jamaah punya cara yang komprehensif untuk bagaimana supaya rakyat Palestinan bisa menikmati kemerdekaan bis akita angkat kepermukaan supaya seluruh dunia ikut konsen terhadap apa yang dialami oleh saudara-saudara kita di Palestina,” tegas Imam Besar Masjid Istiqlal.
Tidak lupa, Imam Besar Masjid Istiqlal mengajak seluruh jamaah Istiqlal, masyarakat Indonesia dan seluruh Masjid di Indonesia melakukan Shalat Ghaib setelah Shalat Jumat, 2 Agustus 2024.
“Saya selaku Imam Besar Masjid Istiqlal dan Kedutaan Besar Palestina mengundang segenap kaum muslimin dan muslimat serta para tokoh bangsa untuk turut menunaikan shalat ghaib, di Lantai Utama Masjid Istiqlal, Jumat, 2 Agustus 2024 sebagai wujud keprihatinan kita terhadap seorang syahid seperti Ismail Abdul Salam Ahmad Haniyyah dan pejuang Palestina lainnya,”
imbaunya.
Selanjutnya, Imam Besar Masjid Istiqlal mengimbau agar seluruh masjid di Indonesia dan masyarakat melakukan Salat Ghaib untuk Ismail Abdul Salam Haniyyah dan pejuang Palestina lainnya.
“Dia (Ismail Abdul Salam Haniyyah) mempertaruhkan segala-galanya demi untuk kebebasan negerinya,” tutup Imam Besar Masjid Istiqlal itu. (*)