Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa Indeks Ketimpangan Gender (IKG) Indonesia semakin membaik pada tahun 2023. Hal ini menunjukkan bahwa kesenjangan antara laki-laki dan perempuan semakin berkurang.
Menurut data BPS, pada bulan Februari 2023, nilai IKG mencapai 0,447 poin. Sementara pada bulan Februari 2022, nilai IKG masih sebesar 0,459. Terjadi penurunan sebesar 0,021 poin dalam kurun waktu satu tahun.
Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, menyatakan bahwa perbaikan kesetaraan gender di Indonesia dipengaruhi oleh peningkatan pada seluruh aspek penilaian. Dia mencontohkan peningkatan dalam Dimensi Kesehatan Reproduksi, di mana proporsi perempuan usia 15-49 tahun yang melahirkan anak pertama di bawah usia 20 tahun mengalami penurunan menjadi 0,258 poin. Selain itu, proporsi perempuan yang melahirkan di luar fasilitas kesehatan juga menurun menjadi 0,126.
Di Dimensi Pemberdayaan, BPS mencatat peningkatan partisipasi perempuan dalam pendidikan dan dunia politik. Persentase penduduk perempuan dengan pendidikan SMA ke atas mencapai 37,60%, sedangkan laki-laki mencapai 42,62%. Sementara itu, persentase anggota legislatif perempuan juga mengalami kenaikan dari 21,74% pada tahun 2022 menjadi 22,14%.
Peningkatan kesetaraan gender juga terjadi dalam Dimensi Pasar Tenaga Kerja, di mana tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan meningkat dari 53,41% menjadi 54,52%. Meskipun masih lebih rendah dibandingkan dengan laki-laki yang mencapai 84,26%, namun terjadi peningkatan yang signifikan.
Data BPS menunjukkan bahwa IKG Indonesia mengalami penurunan secara konsisten selama enam tahun terakhir. Dari 0,499 poin pada tahun 2018, IKG turun menjadi 0,447 poin pada tahun 2023. Hal ini menunjukkan bahwa kesenjangan gender semakin menyempit dan kesetaraan antara laki-laki dan perempuan semakin baik.
Dengan demikian, perbaikan kesetaraan gender di Indonesia terus berlangsung dan memberikan dampak positif bagi pembangunan negara.