PT Antar Lintas Sumatera (ALS) merupakan salah satu perusahaan otobus (PO) terbesar dan tertua di Indonesia yang telah beroperasi di jalur lintas Sumatera selama lebih dari 55 tahun. Sejarah PO ALS dimulai dari pendirian perusahaan angkutan penumpang darat oleh H Sati Lubis bersama tujuh saudagar kerabatnya.
Sebelum menjadi operator bus, PO ALS awalnya bergerak dalam bidang angkutan barang di Kota Kotanopan, Mandailing Natal, Sumatera Utara pada tahun 1966. Kemudian kantor pusat ALS dipindahkan ke Amplas, Kota Medan, Sumatera Utara.
Pada awalnya, PO ALS melayani rute Katanopan-Medan dengan armada bus Chevrolet C50. Kemudian, ALS terus berkembang dengan membuka rute-rute baru yang belum dijamah oleh operator bus lain.
Pada tahun 1970-an, PO ALS mulai mengembangkan rute-rute baru di Pulau Sumatera hingga Pelabuhan Bakauheni, seperti Bengkulu, Banda Aceh, Jambi, Palembang, Lampung, dan Padang. Kemudian, ALS berambisi untuk membuka trayek antar pulau ke Pulau Jawa.
Pada tahun 1980-an, ALS berhasil mengembangkan rute ke Pulau Jawa setelah kapal penyebrangan mampu mengangkut kendaraan besar. ALS membuka rute dari Sumatera hingga Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, hingga Jember. ALS menjadi PO dengan rute terpanjang di Indonesia.
PO ALS juga pernah membuka trayek hingga ke pulau Bali, namun trayek tersebut ditutup pada tahun 2003 karena jarak tempuh yang jauh dan kondisi mesin bus yang kurang memadai. Saat itu, ALS telah memiliki lebih dari 400 unit bus.
Dikenal dengan ciri khas membawa paket di atas bus, PO ALS telah menjadi salah satu perusahaan otobus tertua dan terkemuka di Indonesia. Lagu-lagu yang mengangkat tema bus ALS juga pernah populer di kalangan masyarakat. Para penumpang ALS terkenal dengan ungkapan “Naik Sebagai Penumpang, Turun Sebagai Saudara”, yang mencerminkan hubungan akrab antara kru bus dan penumpang selama perjalanan panjang.