Masyarakat Jepang sepertinya mulai berkurang atau semakin tak lagi menikmati-mendengarkan musik dari artis AS dan Eropa, seperti Taylor Swift. Sebagai alternatif, lagu-lagu K-pop Korea Selatan yang memiliki nuansa serupa dengan musik Barat kini semakin disukai oleh masyarakat yang menginginkan sesuatu yang berbeda dari J-pop Jepang.
Di satu sisi, J-pop mendapatkan popularitas karena alur melodi yang menarik dan menjadi viral di media sosial yang ternyata juga menjadi tekanan bagi musisi Barat. Laporan terbaru menunjukkan, lagu-lagu Taylor Swift yang konsernya di Tokyo menarik perhatian media pada Februari lalu, ternyata tidak mendapat peringkat yang baik di Jepang. Sebaliknya, sebagian besar anak muda yang secara demografi adalah pusat penggemar Taylor Swift di seluruh dunia, di Jepang cenderung lebih mendengarkan kelompok penyanyi perempuan alias girl band K-pop seperti NewJeans dan IVE.
Menurut data terbaru, tidak ada lagu Barat yang muncul di daftar 100 lagu teratas yang diputar di Jepang oleh Apple Music tahun 2023. Musik Barat hanya menyumbang 0,3% saja, sementara lagu K-pop naik menjadi 14,2% pada tahun 2018. Lagu-lagu Jepang sendiri juga menjadi hits setelah viral di TikTok, seperti lagu-lagu dari Yoasobi dan Ado.
Jepang masuk dalam satu negara ‘spesial’ di Asia yang didatangi Taylor Swift untuk menggelar konser Eras Tour-nya. Namun, mempertimbangkan minat rendah terhadap musik Barat di Jepang, hal tersebut terlihat cukup ironis. Kemungkinan besar, konser tersebut tidak hanya didasari oleh popularitas musik Taylor Swift di Jepang, tetapi juga karena pertimbangan ekonomi. Diprediksi bahwa Eras Tour Taylor Swift bisa menjadi konser musik paling penting di Jepang dengan dampak ekonomi yang signifikan. Selain itu, konser tersebut diperkirakan akan menghasilkan lebih banyak uang dibandingkan festival musik terbesar di Jepang, Fuji Rock, yang menghasilkan sekitar 20 miliar yen pada tahun sebelumnya.