Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong membahas tudingan bermain licik yang membuat negaranya berhasil menggelar konser Taylor Swift secara eksklusif. Singapura menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang dikunjungi penyanyi pop country itu dalam konser The Eras Tour.
“Agensi kami berhasil menegosiasikan perjanjian dengan dia (Swift) untuk datang konser di Singapura dan menjadikan Singapura satu-satunya tempat singgah turnya di Asia Tenggara,” kata Lee dalam konferensi pers di Melbourne seperti dilaporkan Reuters.
Thailand sebelumnya mengeluhkan bahwa Singapura bermain licik untuk mendapatkan konser Taylor Swift dengan memberi tim Swift US$ 2 juta hingga US$ 3 juta per pertunjukan, sebagai imbalan karena tidak tampil di kota-kota regional lainnya.
Menteri Kebudayaan, Komunitas dan Pemuda Singapura, Edwin Tong, menolak menjawab tudingan tersebut dan tidak mengungkapkan besar subsidi yang diberikan kepada Swift. Namun, ia menyatakan bahwa jumlahnya tidak sebesar yang diperkirakan.
Pembayaran hibah kepada promotor Swift telah menjadi masalah diplomatis bagi Singapura dan menimbulkan kritik dari negara-negara tetangga yang gagal mendatangkan Swift. Anggota Dewan Perwakilan Filipina, Joey Salceda, menyebut strategi Singapura tersebut bertentangan dengan prinsip-prinsip ASEAN.
Singapura menganggap strategi tersebut sukses dan tidak melihatnya sebagai tindakan yang buruk. Taylor Swift hanya memilih Singapura sebagai tempat konser di Asia Tenggara, dan konser The Eras Tour di Singapura dijadwalkan selama 6 hari pada bulan Maret 2024.
Konser tersebut diperkirakan akan memberikan dampak ekonomi sebesar US$ 260 juta hingga US$ 372 juta bagi Singapura, dengan asumsi 70% penonton berasal dari luar negeri.