Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau) Marsma TNI R. Agung Sasongkojati menyatakan bahwa TNI AU akan menambah dua skuadron pesawat nirawak (drone) di Tarakan, Kalimantan Utara, dan Malang, Jawa Timur. Hal ini akan membuat total skuadron drone milik Indonesia menjadi empat.
“Kita akan menambah dua skuadron lagi. Saat ini kita sudah memiliki Skuadron 51 di Pontianak dan Skuadron 52 di Natuna. Kita akan menambah dengan dua skuadron baru, yaitu Skuadron 53 di Tarakan dan Skuadron 54 di Abdurachman Saleh, Malang,” kata Agung.
Agung menjelaskan bahwa TNI AU saat ini mengoperasikan drone jenis ANKA dan CH4. Skuadron baru akan menggunakan drone ANKA yang dibeli dari Turki.
“Pertama, kita akan gunakan drone ANKA dan CH4 sebagai tulang punggung skuadron ini. Rencananya, drone ANKA dari Turki akan mengisi skuadron baru tersebut,” ujar Agung.
Pada tanggal 3 Februari 2023, Kementerian Pertahanan RI dan Turkish Aerospace menandatangani kerja sama pembelian 12 unit ANKA beserta program pelatihan, alih teknologi, dan dukungan untuk integrated logistic support (ILS), ground support and test equipment (GS&TE), flight simulator, infrastruktur hanggar, dan masa garansi selama 24 bulan/600 jam terbang senilai 300 juta dolar AS atau sekitar Rp4,5 triliun. Drone ANKA diharapkan akan tiba di Indonesia dalam waktu 32 bulan setelah kontrak efektif.
Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo menjelaskan bahwa TNI AU selalu mengikuti perkembangan teknologi terbaru di bidang militer, khususnya drone, sesuai arahan Presiden RI Joko Widodo.
“Marsekal TNI Fadjar mengatakan bahwa TNI AU telah menggunakan teknologi Unmanned Aerial Vehicle (UAV) atau pesawat nirawak sejak 2015. Ke depan, TNI AU akan terus diperkuat dengan UAV dan UCAV (Unmanned Combat Aerial Vehicles atau pesawat tempur nirawak) yang lebih modern,” ungkap KSAU.