Baru-baru ini media sosial tengah dihebohkan dengan berita tentang ulat bulu beracun yang diklaim mematikan. Sebuah video yang viral di Facebook menyebutkan bahwa ulat bulu tersebut telah menewaskan 16 anak dan bisa menyebabkan kematian dalam waktu empat jam setelah menyuntikkan racunnya. Namun, Kementerian Kesehatan menegaskan bahwa informasi tersebut adalah hoaks dan tak dapat dipertanggungjawabkan.
Foto ulat yang tersebar dalam video tersebut ternyata adalah ulat puss caterpillar, juga dikenal sebagai ulat kucing atau ulat asp, yang banyak ditemukan di wilayah selatan Amerika Serikat. Ulat ini memiliki bulu berwarna abu-abu dan oranye yang menutupi tubuhnya. Meskipun ulat ini beracun, namun tidak ada bukti yang menyatakan bahwa ulat ini bisa membunuh manusia.
Menurut Juru Bicara Kementerian Kesehatan, M Syahril, sengatan ulat ini dapat menimbulkan reaksi yang berbeda pada setiap orang dan hanya berbahaya bagi orang yang rentan terhadap gigitan serangga. Jika terkena sengatan ulat berbulu, disarankan untuk segera mencuci area yang terkena dengan sabun dan air untuk mengurangi rasa sakit, serta menggunakan krim anti-gatal jika perlu.
Selain itu, jika ada tanda-tanda alergi atau gejala yang memburuk, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter. Jadi, masyarakat diminta untuk tidak panik dan tidak menyebarkan informasi hoaks terkait ulat bulu beracun ini.