PT PLN (Persero) secara resmi telah membuka stasiun pengisian kendaraan hidrogen pertama di Indonesia di Senayan, Jakarta. Inisiatif ini merupakan bagian dari upaya dan inovasi dalam membangun ekosistem hidrogen di Indonesia, sejalan dengan peresmian 21 Green Hydrogen Plant (GHP).
Dalam sebuah pernyataan, Plt Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM Jisman P. Hutajulu mengatakan bahwa HRS merupakan bukti komitmen Indonesia dalam melakukan transisi energi. Penggunaan hidrogen sebagai energi alternatif dalam sektor transportasi diharapkan dapat mengurangi emisi karbon secara signifikan.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo juga menegaskan bahwa PLN terus melakukan inovasi untuk mendukung perkembangan teknologi transportasi ramah lingkungan di Indonesia. Hidrogen untuk HRS dipasok dari 22 GHP milik PLN, dimana 75 ton hidrogen digunakan untuk kebutuhan operasional pembangkit dan 128 ton untuk mendukung kendaraan hidrogen.
Dari segi biaya operasional, kendaraan hidrogen juga lebih ekonomis dibandingkan dengan kendaraan bahan bakar minyak (BBM) atau listrik. Dengan harga hidrogen dari GHP PLN saat ini sebesar Rp2,3 USD/kg, biaya operasional per 1 km-nya sekitar Rp270. Penggunaan hidrogen sebagai bahan bakar bersih juga dapat menghemat impor BBM hingga 1,59 juta liter per tahun dan mengurangi emisi hingga 4,15 juta ton CO2 per tahun.
Dengan hadirnya HRS dan pengembangan ekosistem hidrogen, diharapkan Indonesia dapat terus maju dalam penerapan energi bersih dan ramah lingkungan dalam sektor transportasi.