Menurut dr. Martha Rosana, SpPD dari Divisi Endokrin, Metabolik, dan Diabetes Departemen Ilmu Penyakit Dalam RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo-Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, puasa intermiten aman dilakukan oleh banyak orang, namun tidak semua. Ada beberapa kelompok yang kurang aman melakukan puasa intermiten. Puasa intermiten dapat membantu mengurangi berat badan, mengontrol rasa lapar dan kenyang, serta memperbaiki kondisi metabolik seperti tekanan darah, kadar gula darah, kadar lemak, dan kolesterol darah.
Ada kelompok individu yang perlu perhatian khusus sebelum melakukan puasa intermiten, yaitu ibu hamil, ibu menyusui, pasien diabetes, pasien penyakit refluks gastroesofageal (GERD) atau gastritis yang belum terkendali, pasien penyakit ginjal atau liver tahap lanjut, dan pasien dengan kondisi penyakit lainnya. Mereka disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum melakukan puasa intermiten untuk memastikan kebutuhan nutrisi mereka terpenuhi dan menghindari risiko gangguan kesehatan.
Konsultasi dengan dokter penting untuk mendapatkan informasi yang tepat mengenai puasa intermiten, pemakaian obat-obatan, dan kondisi kesehatan secara keseluruhan. Itu untuk menghindari risiko yang mungkin timbul akibat puasa.