Pada bulan Januari 2022, Kementerian Kesehatan telah melaporkan sebuah penurunan angka kejadian stunting di Indonesia. Angka ini menurun menjadi 21,6% dari sebelumnya 24,4% pada tahun 2021. Penurunan ini merupakan hasil dari kerja sama antara Kementerian Kesehatan dan masyarakat secara keseluruhan. Meskipun demikian, upaya untuk mencegah stunting pada anak tetap menjadi hal yang penting dan harus terus dilakukan oleh petugas kesehatan dan masyarakat.
Kao Indonesia, menyadari pentingnya pencegahan stunting, memberikan dukungan kepada Program Pencegahan Stunting Kementerian Kesehatan RI melalui pemberdayaan Kader Posyandu. Hal ini dilakukan dengan memberikan edukasi dan pelatihan kepada para kader mengenai konsep komunikasi dasar dan informasi terkait stunting. Hal ini dilakukan pada tanggal 17 Maret 2023 di Kelurahan Menteng Atas.
Pencegahan stunting bukan hanya tanggung jawab pemerintah dan kader posyandu, tetapi juga melibatkan sektor swasta dan masyarakat secara luas. Semua orang dapat berkontribusi dalam upaya mencegah stunting pada anak dengan memahami, menyampaikan, dan mengingatkan informasi terkait pencegahan stunting kepada orang-orang di sekitar kita. Dengan kesadaran dan partisipasi semua pihak, kita dapat menciptakan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang yang optimal bagi anak-anak Indonesia.
Stunting pada anak terjadi akibat kekurangan gizi kronis dan sering mengalami infeksi. Dampaknya sangat signifikan terhadap tumbuh kembang anak, termasuk peningkatan risiko penyakit, gangguan kecerdasan, serta fungsi tubuh yang tidak optimal. Statistik menunjukkan bahwa satu dari empat anak mengalami stunting di Indonesia.
Stunting dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kurangnya asupan gizi, infeksi yang berulang, terbatasnya pelayanan kesehatan, pola asuh yang salah, dan kurangnya pengetahuan tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Untuk mencegah stunting, ada dua metode yang dapat dilakukan, yaitu dengan pencegahan ABCDE dan pencegahan dengan Isi Piringku. Pencegahan ABCDE melibatkan aktif minum tablet tambah darah, bumil teratur periksa kehamilan, cukupi konsumsi protein hewani, datang ke Posyandu setiap bulan, dan menyusui ASI selama 6 bulan. Sementara itu, pencegahan dengan Isi Piringku mencakup pemenuhan kebutuhan gizi yang seimbang sesuai panduan “Isi Piringku” yang disarankan oleh Kementerian Kesehatan.
Salah satu faktor kunci yang sering kali terlewat dalam mencegah stunting adalah penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Langkah-langkah PHBS meliputi rajin mandi menggunakan sabun, mencuci tangan menggunakan sabun, dan mencuci pakaian dengan detergen.
Semua orang diharapkan dapat bersama-sama mencegah stunting pada anak-anak Indonesia dengan mengetahui, mengikuti, dan menyebarkan informasi mengenai pencegahan stunting. Sumber: Artikel telah di tayang di Ayo sehat kemkes dengan judul Tahukah Kamu Jika Stunting Pada Anak Dapat Kita Cegah Bersama? Yuk, Cek Caranya!