Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah masalah lingkungan yang disebabkan oleh nyamuk dan keberadaan sarang nyamuk yang dibiarkan oleh masyarakat. Penyakit DBD tidak hanya muncul selama musim hujan, tetapi juga selama musim kemarau dan Indonesia merupakan negara endemis DBD. Hal ini disebabkan oleh kurangnya perilaku hidup sehat, seperti kurangnya kebiasaan membersihkan lingkungan dan kebiasaan menggantung pakaian bekas pakai.
Salah satu cara efektif untuk memerangi dan mencegah penyebaran DBD adalah dengan menetapkan setiap rumah memiliki satu orang Juru Pemantau Jentik (Jumantik). Tugas Jumantik adalah memantau keberadaan jentik nyamuk di sekitar lingkungan tempat tinggal, terutama di tempat-tempat yang sering menjadi sarang nyamuk seperti bak mandi yang jarang dikuras, genangan air di sampah kaleng atau plastik kemasan air minum. Sarang-sarang nyamuk tersebut harus segera dihilangkan untuk mencegah penyebaran DBD. Jumantik juga bertugas untuk melakukan 3M+ dan Pemberantas Sarang Nyamuk (PSN), yaitu menutup semua tempat penyimpanan air, menguras bak mandi, dan mendaur ulang barang bekas.
Baru-baru ini, Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat telah mengeluarkan Surat Edaran (SE) Gubernur Nomor: 400.7.9/5140/DINKES Tentang Penanganan Peningkatan Kasus Demam Berdarah Dengue Di Provinsi Kalimantan Barat. Masyarakat diharapkan untuk peduli dan terlibat dalam Gerakan CEKAL DBD (Gerakan Serentak Cegah Cekal) DBD di lingkungan sekitar rumah, salah satunya dengan menjadi JUMANTIK yang bertindak sebagai agen perubahan dalam hal perilaku hidup bersih dan sehat agar Kalimantan Barat bebas dari DBD.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat,
dr. Erna Yulianti