Paradoks Indonesia: Kekayaan yang Tidak Sebanding dengan Kemiskinan
Indonesia mempunyai kekayaan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang melimpah, namun sebagian besar rakyat Indonesia masih hidup dalam kemiskinan. Kondisi ini disebut sebagai Paradoks Indonesia. Untuk mengetahui sejauh mana pencapaian ekonomi Indonesia selama 30 tahun terakhir, kita perlu membandingkannya dengan negara lain seperti Tiongkok dan Singapura.
Tiongkok mampu meningkatkan aktivitas ekonominya atau pendapatan domestik bruto (PDB) sebanyak 46 kali lipat dalam kurun waktu yang sama. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya mencapai 13 kali lipat. Tiongkok berhasil melakukan pertumbuhan ekonomi yang pesat karena menerapkan prinsip-prinsip state capitalism, di mana cabang produksi penting dan sumber daya alam dikuasai oleh negara. Di sisi lain, Indonesia banyak menyerahkan pengelolaan ekonominya ke mekanisme pasar.
Saat ini, Indonesia terperangkap dalam sistem ekonomi oligarki di mana perekonomian negara dikuasai oleh segelintir orang super kaya. Hal ini terjadi karena 1% orang terkaya Indonesia menguasai 36% kekayaan Indonesia. Upaya untuk mengatasi masalah ini memerlukan keputusan politik yang tepat, karena pengelolaan kekayaan negara adalah keputusan politik.
Saya percaya bahwa Indonesia bisa menjadi negara kelas atas dan semua rakyatnya bisa hidup sejahtera, bebas dari kemiskinan, kelaparan, dan kebodohan. Untuk mencapai hal ini, kita perlu menyadarkan kader bangsa tentang masalah kepemimpinan, kearifan, dan kehendak untuk mengambil keputusan politik yang tepat.
Negara kita harus mampu mencapai pertumbuhan ekonomi dua digit secara berkelanjutan, karena hal ini akan membantu kita keluar dari middle income trap. Pertumbuhan ekonomi harus menjadi fokus utama kita dalam memajukan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, kita tidak boleh puas dengan pertumbuhan ekonomi yang rendah, karena hal itu berarti kita hanya berjalan di tempat. Kita harus berjuang untuk keluar dari perangkap negara menengah dan menjadi negara yang kuat dan terhormat di mata dunia.