Menhan Prabowo Subianto menyerahkan secara simbolis Pesawat C-130J-30 Super Hercules keempat kepada Kasau Marsekal Fadjar Prasetyo di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta. Penyerahan tersebut disaksikan oleh Presiden Joko Widodo sebagai wujud komitmen penguatan pertahanan negara.
Presiden Jokowi menyatakan pentingnya kehadiran pesawat ini baik untuk keperluan perang maupun non-perang. Ia juga menyoroti kemampuan Super Hercules yang dapat melewati landasan pendek, sesuai dengan kondisi beberapa bandara di Indonesia, dan kemampuannya untuk terbang nonstop selama 11 jam.
Dalam konteks persiapan dua helikopter yang mengalami refurbishment, Fennec AS 550 dan Panther AS 565 MBE, Presiden Jokowi menegaskan pentingnya persiapan yang matang.
Menhan Prabowo Subianto menyoroti bahwa penyerahan Super Hercules ini adalah bagian dari upaya meningkatkan dan mengoptimalkan kemampuan pertahanan udara Indonesia. Program pengadaan lima pesawat C-130J-30 Super Hercules merupakan langkah strategis untuk memperkuat TNI Angkatan Udara, khususnya dalam bidang transportasi taktis.
Selain itu, Prabowo juga menyerahkan hasil refurbishment helikopter Fennec dan Panther beserta suku cadangnya kepada TNI AD dan TNI AL. Prosesi penyerahan diakhiri dengan pelepasan tirai logo Skadron Udara 31, pemecahan kendi, dan penyiraman air kembang.
Kementerian Pertahanan berhasil menyelesaikan program pengadaan lima pesawat C-130J-30 Super Hercules, suku cadang, dukungan darat, dan program pelatihan untuk penerbang dan teknisi. Total 58 personel, terdiri dari 12 penerbang, 40 teknisi, dan 6 load master, terlibat dalam program pelatihan ini.
Pesawat C-130J-30 Super Hercules terbukti sangat efektif untuk negara kepulauan seperti Indonesia, dengan wilayah yang luas dan banyak landasan pendek. Kecepatan maksimum 410 MPH dan kemampuan lepas landas dengan bobot maksimal 164.000 lbs membuatnya unggul dibandingkan dengan versi sebelumnya.