Indonesia adalah salah satu negara yang pernah dijajah oleh bangsa Belanda. Maka dari itu, tidak jarang kita menemukan masih banyak bangunan atau rumah peninggalan kolonial Belanda hingga saat ini.
Tidak hanya rumah, sejumlah tempat wisata atau fasilitas umum di Indonesia juga masih mempertahankan bangunan peninggalan era kolonial, seperti Lawang Sewu di Semarang, Museum Fatahillah di Jakarta, Stasiun Tanjung Priok, Gedung Bank Indonesia di Yogyakarta, hingga Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) di Jakarta.
Rumah peninggalan kolonial Belanda sering menjadi perbincangan di kalangan warganet Indonesia karena dianggap memiliki suasana yang sejuk. Banyak warganet yang menyatakan bahwa rumah-rumah era kolonial Belanda terasa adem meskipun tidak menggunakan AC.
Menurut seorang warganet, rumah jadul ala Belanda terlihat adem meskipun tidak menggunakan AC karena ventilasinya bagus dan memiliki jumlah jendela yang banyak. Warganet lain juga mengungkapkan keinginannya untuk memiliki rumah model jaman Belanda karena terasa adem tanpa AC.
Mengapa bangunan atau rumah era kolonial Belanda tetap terasa dingin meskipun tanpa AC? Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti sirkulasi udara yang baik, langit-langit yang tinggi, beranda luas, penggunaan lantai teraso, dan dinding bata tebal. Semua faktor ini membuat rumah-rumah kolonial Belanda tetap sejuk meskipun dalam cuaca panas.
Dengan desain yang baik dan responsif terhadap iklim tropis, rumah-rumah kolonial Belanda dapat menjadi inspirasi untuk rumah modern saat ini. Dengan konstruksi yang tepat, rumah-rumah era kolonial Belanda masih bisa memberikan kesejukan tanpa perlu menggunakan pendingin ruangan.
