Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memaparkan kriteria sekolah swasta di Jakarta yang SPP-nya digratiskan dan bebas dari uang pangkal saat pendaftaran.
Kepada detik, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Purwosusilo menyebutkan bahwa program sekolah swasta gratis akan membebaskan orang tua dari beban uang sumbangan pembinaan pendidikan (SPP) hingga uang pangkal saat pendaftaran.
Pemprov Jakarta juga akan menggratiskan kebutuhan peralatan sekolah para murid yang kurang mampu.
“Dengan konsep sekolah swasta gratis itu, biaya pendidikannya [SPP dan uang pangkal] ditanggung. Sekolah tidak boleh memungut biaya apa pun dari siswa. Biaya personalnya kan untuk beli baju, seragam, sepatu, tas, alat tulis. Nah kita akan berikan tentunya bagi peserta didik yang dari keluarga tidak mampu yang pada menerima KJP,” kata Purwosusilo saat dihubungi detik, Selasa (5/11/2024).
Namun, tidak program sekolah swasta gratis tidak berlaku untuk semua skolah. Ia menjelaskan bahwa Pemprov DKI telah memetakan sekolah-sekolah swasta berdasarkan kualitas dan biaya.
“Maka syaratnya harus sekolah swasta itu menerima dana BOS selama tiga tahun terakhir berturut-turut, enggak boleh putus. Terus jumlah peserta didiknya itu minimal 60, karena memang regulasi BOS-nya begitu kan ya. Terus sekolah itu menyelenggarakan proses belajar mengajar hadirnya kelas yang tidak terputus,” tuturnya.
Pemprov DKI juga membagi tingkatan atau klaster dari sekolah-sekolah swasta. Sekolah dikelompokkan menjadi klaster 1 hingga 5.
Purwosusilo mengatakan bahwa sekolah swasta yang akan menjadi target pemerintah untuk program sekolah swasta gratis adalah klaster 1 hingga klaster 3. Adapun, klaster 4 dan klaster 5 yang sudah dinilai sebagai sekolah swasta elite tidak termasuk dalam program ini.
“Sekolah di Jakarta kalau bisa dibagi, bawah menengah, atas, baik dari sisi mutu maupun dari sisi besaran biaya. Nah kita di konsep sekolah gratis itu kita bagi nih menjadi kluster. Kluster 1, kluster 2, kluster 3, kluster 4, kluster 5,” ungkapnya.
“Kluster 4 dan 5 itu sekolah-sekolah yang high class. Sekolah yang muridnya dari keluarga mampu, yang begitu tentunya tidak menjadi target sasaran kita. Kan yang mau kita bantu bukan anak-anak yang seperti itu kan ya,” sambungnya.
Namun Purwosusilo belum memberikan informasi detail terkait sekolah swasta mana saja yang akan ditunjuk untuk program tersebut.
(dem/dem)