Jakarta, CNBC Indonesia – Imbauan agar orangtua tidak memberikan teh kepada anak balita tengah viral di media sosial. Teh, apapun jenisnya, disebut bisa mengganggu pertumbuhan anak. Seperti apa faktanya?
Mengutip detikcom (9/10), dokter spesialis gizi klinik Raissa E Djuanda mengatakan pemberian teh memang dapat mengganggu penyerapan zat besi yang baik untuk anak. Anak yang masih berada dalam masa tumbuh kembang memiliki risiko lebih besar untuk mengalami anemia.
“Teh mengandung senyawa bernama tanin. Tanin ini dapat mengikat zat besi dalam makanan yang kita konsumsi, sehingga penyerapan zat besi dalam tubuh kita menjadi kurang,” ucap dr Raissa ketika dihubungi detikcom, Rabu (9/10/2024).
Meski begitu, dr Raissa menegaskan orang tua tidak perlu sepenuhnya menghindari memberi teh sama sekali pada anak. Menurutnya, teh masih dapat diberikan pada anak jika tidak diberi bersamaan dengan makanan yang mengandung zat besi.
Selain itu, pemberian teh pada anak juga bisa dilakukan setidaknya 1-2 jam setelah makan.
“Jika ingin diberikan kepada anak, sebaiknya pilih teh yang tidak terlalu pekat atau pilih teh yang kandungan taninnya lebih sedikit, contohnya green tea,” paparnya.
Mengutip WebMD, sejumlah teh mengandung kadar kafein yang tinggi, termasuk teh hijau dan teh hitam (jenis teh paling umum di Indonesia).
Mengonsumsi kafein terlalu banyak bisa berdampak buruk pada balita. Sebab, mereka butuh waktu tidur yang cukup untuk mendukung pertumbuhannya.
(hsy/hsy)
Next Article
12 Tanda-Tanda Depresi pada Anak, Orang Tua Jangan Abaikan!