Jepang saat ini mengalami wabah penyakit langka dan mematikan yang disebabkan oleh penyakit streptokokus grup A, Streptococcal Toxic Shock Syndrome (STSS). Wabah ini telah mencapai angka rekor baru, dengan 941 kasus dilaporkan pada tahun lalu dan 378 kasus tercatat dalam dua bulan pertama tahun 2024. Meskipun penyakit ini cenderung menyerang orang lanjut usia, angka kematian lebih tinggi pada golongan penduduk di bawah 50 tahun.
Menurut Institut Penyakit Menular Nasional Jepang (NIID), bakteri streptococcus pyogenes menjadi penyebab utama dari STSS. Penyakit ini dapat menyebabkan sakit tenggorokan dan komplikasi kesehatan serius, bahkan kematian pada orang dewasa di atas 30 tahun. Sekitar 30% kasus STSS berakhir dengan kematian.
Beberapa faktor yang mungkin berkontribusi terhadap peningkatan kasus STSS adalah pencabutan pembatasan selama pandemi Covid-19. Langkah ini membuat masyarakat lebih tidak waspada terhadap penyakit menular lainnya seperti STSS. Ken Kikuchi, seorang profesor penyakit menular, menyatakan kekhawatirannya terhadap peningkatan kasus streptokokus invasif yang parah, yang disebabkan oleh peningkatan kasus Covid-19 di Jepang.
Untuk mencegah penyebaran infeksi streptokokus, Kementerian Kesehatan Jepang merekomendasikan masyarakat untuk menjaga kebersihan tangan, praktik etika batuk, dan mengikuti tindakan pencegahan yang sama seperti selama pandemi Covid-19. Hal ini penting untuk menghindari penyebaran penyakit serius seperti STSS di tengah pandemi yang masih berlangsung.
