Apabila melihat foto atau video dari kurun 20-30 tahun yang lalu, seringkali membuat kita bertanya-tanya mengapa orang-orang tersebut terlihat lebih tua meski seumuran dengan kita saat ini. Orang zaman dahulu seringkali dipotret dengan tampilan wajah berkumis, rambut gondrong, dan berbadan besar, berbeda dengan tampilan pemuda sekarang yang lebih modern dan terawat.
Perbedaan ini sebenarnya dapat dijelaskan dengan argumen sederhana. Dalam perspektif sejarah, tidak seharusnya kita melihat masa lalu dari sudut pandang masa kini, hal ini disebut sebagai bias seleksi. Gaya rambut dan pakaian orang zaman dahulu mencerminkan tren dan gaya hidup yang populer pada masanya, seperti mengikuti gaya Elvis Presley atau Rhoma Irama yang viral pada tahun 70-an dan 80-an.
Tren dan fenomena yang terjadi pada masa lalu juga dapat dicontohkan dengan apa yang terjadi saat ini, di mana banyak orang mengikuti trend yang dipengaruhi oleh influencer di media sosial. Hal ini menunjukkan bahwa pandangan kita terhadap masa lalu dipengaruhi oleh faktor budaya dan sosial.
Selain itu, faktor biologis juga memainkan peran penting dalam perbedaan tampilan fisik antara generasi yang berbeda. Berdasarkan riset yang dilakukan oleh tim peneliti dari Yale School of Medicine dan University of Southcaroline pada tahun 2018, terdapat perbedaan signifikan dalam tampilan fisik orang yang hidup antara tahun 1988-2010. Hal ini disebabkan oleh perubahan gaya hidup dan kesadaran akan pentingnya kesehatan.
Teknologi kesehatan yang semakin pesat, seperti layanan kesehatan anti-rokok dan produk skincare, turut berkontribusi dalam menjaga tampilan fisik agar tetap muda. Semua upaya ini dapat mempengaruhi persepsi kita terhadap perbedaan usia antara generasi sekarang dengan generasi sebelumnya.
