JENEPONTO, RAKYATSULSEL – Nasib tidak menyenangkan dialami Bakal Calon Anggota Legislatif (Bacaleg) DPRD Provinsi Sulawesi Selatan dari Partai Nasional Demokrat (NasDem), Salmawati Paris.
Saat hendak bersilaturahmi dengan warga Kabupaten Jeneponto, khususnya yang menjadi daerah pemilihannya, Salmawati yang juga merupakan Istri Wakil Bupati Jeneponto Paris Yasir itu justru dihadang oleh seorang pria yang tidak diketahui.
Berdasarkan video yang diperoleh, nampak seorang pria berbaju putih menenteng sebilah senjata tajam jenis parang panjang. Ia terlihat mencoba menghadang mobil Salmawati Paris.
Salmawati Paris mengaku, pria tersebut dengan sengaja masuk berdiri di tengah jalan, dengan senjata tajam terhunus di sarungnya. Kuat dugaan, tujuan penghadangan ini adalah untuk menghalangi Bacaleg Salmawati Paris agar kendaraannya tidak bisa melewati jalanan itu.
“Melarang untuk silaturahmi di rumah warga. Kebetulan saya (Salmawati Paris) Caleg Provinsi, yang menghadang itu adalah sepupu satu kali salah Anggota DPRD Provinsi yang sekarang mencaleg lagi di Partai Demokrat,” ungkapnya.
Ia mengungkapkan, kejadian penghadangan itu terjadi di Ujunga Kelurahan Pantai Bahari, Kecamatan Bangkala. “Menghadang di jalan, nanti saya perlihatkan videonya. Pelaku memperlihatkan sebilah parang di pinggangnya,” kata Salmawati.
Untuk diketahui, kedatangan Bacaleg Partai NasDem ke Ujunga atas undangan warga setempat, akan tetapi tiba-tiba ada seorang pria membawa parang berdiri di tengah jalan.
“Kan saya diundang oleh warga ke Ujunga untuk silaturahmi, warga minta kami ke sana. Ada dia (Karaeng Tinggi) membawa parang, ada videonya,” kata Salmawati Paris.
Lanjut Salmawati, bahwa kejadian ini diduga ada kaitannya dengan politik yaitu pemilihan Pilcaleg DPRD Provinsi.
“Kemungkinan ada kaitannya dengan pencalegan di DPRD Provinsi. Pasalnya, yang menghadang itu ada juga keluarganya masuk Caleg DPRD Provinsi,” tutup Salmawati Paris.
Akibat dari ulah pria tersebut yang dianggap membahayakan, sehingga membuat Salmawati Paris memerintahkan sopirnya bernama Rangka, untuk mundur dan tidak melewati jalanan itu.
Pasca kejadian ini, Salmawati Paris bersama sopir dan seorang pendampingnya ketika melakukan kunjungan, masih mengalami trauma dan sok berat dengan adanya kejadian yang tak disangka-sangkanya. (*)