Proyek pengadaan lampu jalan di Jalan Poros Takalar telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat karena lampu-lampu tersebut sudah mengalami kerusakan meski baru dipasang selama sekitar satu bulan. Desain unik lampu yang menyerupai jagung malah memunculkan berbagai komentar dari warga, dengan sebagian menilai lebih mirip es krim daripada lampu penerangan jalan. Warga juga menyoroti kualitas pengerjaan proyek yang dibiayai sekitar Rp700 juta dari APBD 2025, mengingat masih adanya lampu yang rusak dan tanda-tanda pelaksanaan proyek yang terburu-buru tanpa pengawasan mutu yang ketat. Dalam hal ini, masyarakat mendesak pemerintah daerah untuk mengambil tindakan yang transparan dan berorientasi pada kualitas, bukan hanya dalam perbaikan lampu jalan tapi juga dalam evaluasi kontraktor dan pemeriksaan menyeluruh terhadap proyek tersebut. Sebuah langkah yang diharapkan dapat menunjukkan tanggung jawab pemerintah dalam penggunaan uang publik.