Foto: AyoSehatKemkes!
Bulimia adalah gangguan makan dan kelainan mental yang serius serta dapat berakibat fatal. Penderita bulimia memiliki pola makan yang terbagi dalam binge eating dan membersihkan.
Pengertian
Binge eating merupakan kebiasaan makan terlalu banyak dan berlebihan (binge eating) dalam waktu yang singkat, yang kemudian diikuti dengan metode pembersihan untuk menghindari kenaikan berat badan.
Pola makan ini terus berputar, di mana penderita bulimia akan mengalami kelaparan atau stres atau sedih yang menyebabkan binge eating. Namun, setelah itu, penderita akan mengalami rasa bersalah atau malu sehingga ingin melakukan pembersihan.
Penyebab
Penyebab pasti dari bulimia hingga saat ini masih tidak diketahui. Namun, ada beberapa faktor risiko yang berhubungan dengan kelainan ini, termasuk:
-Riwayat penderita atau keluarga yang mengalami kelainan makan, depresi, kecanduan obat atau alkohol.
-Penderita sering dikritik mengenai kebiasaan makan, bentuk tubuh, dan berat badan.
-Terlalu khawatir untuk menjadi langsing terlebih lagi jika ditekan oleh pekerjaan seperti penari balet atau model.
-Memiliki kepercayaan diri yang rendah, kecemasan, kepribadian obsesif, perfeksionis.
-Riwayat pelecehan seksual.
Gejala
Bulimia dapat menunjukkan berbagai gejala yang dapat dikenali, antara lain:
-Makan sangat banyak dan tidak terkontrol dalam waktu yang singkat (binge eating).
-Berusaha membuat diri sendiri muntah setelah binge eating.
-Menggunakan obat pencahar atau laksatif setelah binge eating.
-Melakukan olahraga berlebihan setelah binge eating.
-Memiliki ketakutan yang berlebih akan berat badan bertambah.
-Sangat kritis tentang berat badan dan bentuk tubuh.
-Mood mudah berubah, misalnya menjadi tegang atas kecemasan.
Bulimia juga dapat dideteksi dari berbagai kelainan fisik, seperti:
-Merasa capek dan lemah.
-Masalah gigi akibat asam lambung.
-Bau mulut dan nyeri tenggorokan akibat asam lambung.
-Menstruasi yang tidak teratur atau tidak mengalami menstruasi.
-Rambut dan kulit kering
-Kuku rapuh.
-Kelenjar bengkak.
-Otot kejang.
-Masalah jantung, ginjal, dan usus seperti konstipasi.
-Masalah tulang seperti osteoporosis.
Diagnosis
Biasanya dokter dapat menentukan diagnosis bulimia dari kebiasaan makan, perasaan, dan penilaian terhadap kondisi kesehatan serta berat badan penderita.
Namun, sering kali sulit bagi penderita untuk mengungkapkannya. Oleh sebab itu, penting bagi penderita untuk ditemani oleh keluarga atau orang yang dipercaya.
Pengobatan
Pengobatan bulimia melibatkan berbagai pendekatan yang dapat memakan waktu lama dan berbeda-beda pada setiap penderitanya. Beberapa metode pengobatan yang umum meliputi:
-Terapi perilaku kognitif yang bertujuan mengubah pola pikir dan perilaku terkait makan.
-Pembuatan jurnal dan rencana makan yang teratur.
-Pengobatan gangguan mental seperti depresi atau kecemasan jika ditemukan.
-Perawatan kesehatan gigi untuk menjaga kondisi mulut dan gigi dari dampak asam lambung.
Pencegahan
Pencegahan bulimia melibatkan langkah-langkah seperti tumbuh dengan pola makan sehat dan dukungan sosial yang positif.
Mengenali dan mengatasi stres secara efektif juga penting dalam mencegah bulimia. Edukasi mengenai citra tubuh yang realistis dan menghargai keberagaman bentuk tubuh juga dapat menjadi langkah pencegahan yang efektif.
Tentu! Berikut adalah tambahan informasi tentang komplikasi bulimia dengan struktur yang sama seperti sebelumnya:
Komplikasi
Bulimia dapat menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan yang serius jika tidak diobati. Beberapa komplikasi yang mungkin timbul akibat bulimia adalah:
Gangguan elektrolit
Pola makan yang tidak sehat dan pembersihan yang berlebihan dapat mengganggu keseimbangan elektrolit dalam tubuh. Hal ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan kadar kalium, natrium, dan mineral lainnya, yang dapat berdampak pada fungsi jantung, otot, dan organ lainnya.
Gangguan pencernaan
Pembersihan berlebihan setelah binge eating, seperti memuntahkan makanan atau menggunakan obat pencahar, dapat menyebabkan gangguan pencernaan seperti kerusakan kerongkongan, esofagus, dan lambung. Asam lambung yang sering terkena dapat menyebabkan nyeri tenggorokan, bau mulut, dan masalah gigi.
Gangguan hormon
Bulimia dapat mempengaruhi keseimbangan hormon dalam tubuh. Gangguan hormonal ini dapat menyebabkan masalah menstruasi seperti menstruasi tidak teratur atau bahkan berhenti sama sekali (amenore).
Gangguan kardiovaskular
Gangguan makan yang berkepanjangan dapat mempengaruhi fungsi jantung dan sistem kardiovaskular. Bulimia dapat menyebabkan penurunan tekanan darah, aritmia jantung, dan bahkan gagal jantung.
Gangguan psikologis
Bulimia juga dapat menyebabkan komplikasi psikologis yang serius, seperti depresi, kecemasan, dan gangguan mood. Penderita bulimia juga rentan mengalami perilaku merusak diri dan pikiran bunuh diri.
Gangguan tulang
Kekurangan nutrisi dan kepadatan tulang yang rendah (osteoporosis) dapat terjadi akibat bulimia. Ini dapat menyebabkan kerapuhan tulang, peningkatan risiko patah tulang, dan masalah kesehatan tulang lainnya.
Gangguan reproduksi
Bulimia dapat mempengaruhi kesuburan dan kemampuan untuk memiliki anak. Gangguan hormonal dan penurunan berat badan dapat menyebabkan masalah reproduksi pada penderita.
Penting untuk diingat bahwa komplikasi bulimia dapat bervariasi pada setiap orang, dan penting untuk segera mencari bantuan medis jika mengalami gejala bulimia atau mengkhawatirkan adanya komplikasi yang muncul.
Artikel serupa tentang bulimia sudah pernah tayang di KlikDokter.
Sumber:
AyoSehatKemkes!