MAKASSAR, RAKYATSULSEL – Rektor Universitas Hasanuddin, Prof Jamaluddin Jompa yang juga merupakan Ketua PII (Persatuan Insinyur Indonesia) Wilayah Sulawesi Selatan menjadi narasumber dalam kegiatan Forum Dekan Teknik Indonesia Angkatan V.
Tentu forum yang rutin dilaksanakan setiap tahunnya. Dalam kesempatan tersebut, Prof JJ–akronim Jamaluddin Jompa memberikan gagasan dan pandangannya tentang Tantangan Global Profesional Insinyur Indonesia. Kegiatan berlangsung pukul 13.30 Wita di Auditorium Al- Jibra, Universitas Muslim Indonesia, Makassar, Rabu (11/9).
Dalam kesempatan tersebut, Prof JJ menekankan pentingnya peran insinyur dalam menghadapi era persaingan internasional yang semakin ketat.
“Insinyur Indonesia harus siap menghadapi berbagai perubahan dengan memiliki tiga aspek utama, yakni pengetahuan, keterampilan, dan sikap,” ujarnya.
Menurutnya, seorang insinyur bukan hanya dituntut memiliki pengetahuan yang mumpuni dalam bidang teknik, tetapi juga harus dilengkapi dengan keterampilan praktis dan sikap profesional.
“Kombinasi ketiganya akan membentuk pondasi kuat untuk bisa bersaing secara global,” jelas Prof JJ.
Lebih lanjut, Prof. JJ menegaskan bahwa insinyur Indonesia harus terus mengembangkan kompetensinya melalui program pengembangan profesional berkelanjutan (Continuous Professional Development/CPD).
“Program ini bukan hanya sekedar pelatihan rutin, melainkan proses pembelajaran yang terus-menerus untuk meningkatkan kualitas dan daya saing insinyur Indonesia,” tuturnya.
Prof JJ juga menekankan pentingnya pengakuan sertifikasi internasional bagi insinyur Indonesia. Dalam konteks globalisasi, sertifikasi ini menjadi tolok ukur untuk memastikan bahwa para insinyur memiliki standar kompetensi yang diakui secara global.
Ia menyebut Persatuan Insinyur Indonesia (PII) telah menjalin kerja sama dengan berbagai pihak luar negeri, baik melalui kerangka kerja sama antar pemerintah (Government to Government/MRA) maupun melalui Aliansi Teknik Internasional.
“Pembangunan nasional sangat membutuhkan kontribusi nyata dari para insinyur. Oleh karena itu, kita harus memastikan bahwa setiap insinyur di Indonesia memiliki kompetensi yang memadai, sehingga bisa berperan aktif dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan pembangunan berkelanjutan,” tambah Prof JJ.
Tantangan global yang dihadapi insinyur Indonesia bukan hal yang tidak mungkin untuk diatasi. Dengan komitmen yang kuat, kerja sama yang baik, serta dukungan dari berbagai pihak, insinyur Indonesia dapat bersaing dan bahkan unggul di tingkat internasional.
“Insinyur Indonesia memiliki potensi besar, mampu bersaing di tingkat global dan memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan nasional,” tukasnya.
Secara umum, Forum Dekan Teknik Indonesia menjadi wadah untuk bertukar pikiran dan pengalaman di antara para akademisi dalam rangka memperkuat peran institusi pendidikan tinggi dalam mencetak insinyur yang kompeten.
Tahun ini, Fakultas Teknik Universitas Muslim Indonesia menjadi tuan rumah, seluruh pimpinan dekan fakultas teknik se-Indonesia hadir dalam kegiatan ini. (Yadi/A)