Oleh: Sarah Agussalim (Ketua Umum HMI Cabang Makassar)
BARU-BARU ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) membagikan 300 pompa air bagi petani di Sulawesi Selatan. Pembagian pompa merupakan satu dari program Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman untuk memacu swasembada pangan di Indonesia. Pompanisasi menurut Mentan bertujuan untuk meningkatkan produksi padi di wilayah kering. Karenanya penambahan 300 unit pompa itu diharapkan mengaliri sekitar 3.250 hektare sawah dengan kontribusi produksi 32.500 ton dan provitas 5 ton/Ha.
Pompanisasi ini sendiri telah disiapkan 75.000 unit pompa yang disebar di banyak titik irigasi di Indonesia. Menurut Mentan, sebanyak 63.000 unit pompa telah dipergunakan. Tujuan Pompa ini adalah memompa air dari sumber air yang tidak pernah kering pada saat musim kemarau, seperti Sungai Bengawan Solo, Sungai Musi, dan Cimanuk. Maka diharapkan sawah-sawah akan bisa memanen padi 3 kali dalam setahun.
Upaya ini diharapkan bisa mengejar taget swasembada pangan dalam 3 tahun kedepan. Tentu saja ini pekerjaan yang membutuhkan kerja startegis dan besar serta massif, karena itu patut mengapresiasi langkah Andi Amran Sulaiman ketika kembali didapuk sebagai menteri pertanian melakukan langkah gercep (gerakan cepat) untuk mewujudkan swasembada pangan yang menjadi tujuan dari ketahanan pangan kita. Untuk program pompanisasi saja untuk sementara telah menghasilkan bila dibandingkan Juni-Juli 2023 perbandingan pesat, dimana saat ini produksi beras sebanyak 700.000 ton.
Langkah gercep Andi Amran Sulaiman juga berupa menyiapkan biaya operasional penyuluh ( BOP) tambahan bagi para penyuluh pertanian. Tambahan BOP tersebut diberikan sebagai bentuk apresiasi sekaligus dorongan kinerja bagi para penyuluh pertanian agar dapat mewujudkan swasembada pangan nasional. Juga memberikan pelatihan guna mengoptimalkan hingga bisa mencapai target yang diberikan. Selain itu pemerintah melalui Kementerian Pertanian juga melakukan oplah, mekanisasi pertanian, dan bibit unggul dan pupuk. Untuk pupuk Presiden Jokowi bahkan, menambahkan 100% dari 4,7 juta ton menjadi 9,5 juta ton. Tak heran Bapenas dan BPS menyampaikan optimis bahwa 2 bulan kedepan di tahun ini, panen bisa mencapai surplus.
Target swasembada pangan adalah tuntuntan untuk menghadapi ancaman krisis pangan global dan dampak iklim El Nino yang memaksa negara kita harus melakukan impor beras. Bila swasembada pangan tercapai maka menurut hitungan pemerintah, Indonesia bisa menekan impor. Saat yang sama kondisi ancaman krisis pangan memrlukan langkah inovatif.
Saat ini ada 59 negara yang terancam kelaparan dan ada 970 juta penduduk dunia kekurangan gizi dan kelaparan, jumlah ini diprediksi akan meningkat sampai 2050. Saat yang sama, Indonesia juga menghadapi el nino yang mengakibatkan kekeringan. Karena itu menurut Andi Amran Sulaiman risiko kekurangan pangan sekarang Indonesia impor pangan 3,6 juta di tahun 2024.
Tantangan lain yang dihadapi, seperti berkurangnnya lahan pertanian di pedesaan, yang menimbulkan dampak lain seperti regenerasi petani yang semakin mengalami krisis. Banyak pemuda desa tak lagi melanjutkan pekerjaan sebagai petani atau tidak meminati lagi pertanian. Akibatnya, lahan-lahan tidak lagi digunakan bahkan beralih menjadi perumahan atau menjadi villa dan resort. Kondisi tersebut membuat urbanisasi makin membebani perkotaan.
Seperti dikutip dari kompas.com, jumlah penduduk yang ada di indonesia terutama kawasan perkotaan saat ini telah mencapai 45 persen dan dari total penduduk keseluruhan dan diperkirakan bakal meningkat hingga mendekati 75 persen pada tahun 2035 yang akan datang.
Roderick Lawrence (2008) menyebutkan risiko yang umumnya bakal dihadapi kawasan-kawasan perkotaan di masa kini dan masa datang. Salah satunya yaitu risiko ekonomi berupa persoalan penyediaan rumah layak huni, ketersediaan pangan, ketersediaan air bersih, dan juga ketersediaan lapangan pekerjaan, maupun ketersediaan layanan kesehatan dan pendidikan yang adil dan terjangkau bagi semua masyarakat.