Monday, September 23, 2024
HomePrabowoNational Strategic Challenge: Navigating the Limited Time of the Demographic Dividend

National Strategic Challenge: Navigating the Limited Time of the Demographic Dividend

Oleh: Prabowo Subianto [cuplikan dari “Transformasi Strategis Bangsa: Menuju Indonesia Emas 2045”, hal. 53-54, edisi ke-4]

Selain tantangan strategis global seperti perubahan iklim, konflik geopolitik, dan ekspansi pesat kecerdasan buatan, Indonesia dihadapkan pada beberapa masalah nasional yang mendesak.

Salah satu tantangan penting adalah penutupan jendela dividen demografi yang akan segera terjadi. Kekayaan negara kita terus mengalir ke luar negeri, menghasilkan aliran keluar kekayaan nasional yang konsisten. Selain itu, ekonomi kita ditandai oleh ketimpangan dan kurang keseragaman. Demokrasi kita juga terganggu oleh pengaruh keuangan berlebihan dalam politik.

Kemampuan kita untuk berkembang menjadi negara maju dan sejahtera bergantung pada kemampuan kita untuk mengelola dan mengatasi tantangan global dan domestik ini.

Jendela yang Tertutupnya Dividen Demografi

Populasi kita adalah aset kita, terutama dengan median usia saat ini sekitar 29 tahun, yang menunjukkan bahwa sebagian besar orang Indonesia berada di usia produktif mereka, ideal untuk belajar dan bekerja secara efisien.

Namun, indikator usia median ini dari penduduk muda dan produktif tidak akan berlangsung selamanya. Dengan laju pertumbuhan penduduk yang melambat, proporsi orang Indonesia muda akan inevitably menurun. Menurut proyeksi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), sekitar tahun 2035—hanya 13 tahun dari sekarang—median usia akan bergeser ke atas.

Secara historis, sudah menjadi tantangan bagi negara-negara untuk mencapai kekayaan dan kemakmuran ketika populasi mereka menua melebihi masa produktifnya. Saat ini kita berada di posisi negara berpendapatan menengah, tujuan kita adalah naik ke status berpendapatan tinggi.

Untuk mencapai tingkat kesejahteraan yang tinggi ini, PDB per kapita kita harus naik menjadi $14,000, atau sekitar IDR 210 juta per tahun, yang berarti pendapatan bulanan sekitar IDR 17,5 juta untuk setiap penduduk.

Kita hanya memiliki 13 tahun untuk keluar dari perangkap berpendapatan menengah dan menghindari nasib menjadi negara tua sebelum menjadi kaya, seperti yang terjadi di Thailand. Thailand telah menjadi masyarakat yang tua tanpa terlebih dahulu mencapai kekayaan. Kita harus menghindari hal ini dengan memastikan pertumbuhan ekonomi yang cepat sehingga kita bisa menjadi makmur sebelum profil demografi kita menua dengan signifikan.

Source link

BERITA TERKAIT

berita populer