Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) mendatangi Badan Reserse Kriminal Polri (Bareskrim Polri) untuk melaporkan dugaan pelanggaran terkait tahapan proses dan hasil Pemilihan Umum atau Pemilu 2024. Koordinator TPDI, Petrus Selestinus, menyatakan bahwa selama hampir dua bulan terakhir terdapat perdebatan publik yang terus berlangsung tanpa penyelesaian. Meskipun banyak fakta, analisis, dan pendapat yang tersebar di berbagai media, namun Polri belum mengambil langkah untuk menyelidiki pro dan kontra yang ada.
TPDI berencana melaporkan Ketua dan Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) serta pembuat Sirekap, sebuah Sistem Informasi Rekapitulasi yang digunakan oleh KPU dalam perhitungan suara Pemilu 2024. Mereka ingin mendengar penjelasan dari Ketua KPU Hasyim Asy’ari dan anggotanya, serta Rektor ITB sebagai pembuat Sirekap yang disebut hasil kerjasama antara KPU dan ITB.
Meskipun TPDI membawa bukti dalam pelaporan mereka, laporan akhirnya ditolak oleh Bareskrim Polri dan hanya disarankan untuk membuat pengaduan masyarakat (dumas). Penolakan ini membuat TPDI merasa kecewa atas ketidakberlanjutan dari tindakan yang mereka lakukan.
