Home Prabowo Ada Kalanya Musuh dan Lawan Harus Kita Hormati

Ada Kalanya Musuh dan Lawan Harus Kita Hormati

0

Saya adalah seorang prajurit. Saya mampu memimpin operasi tempur. Kita harus selalu siap untuk berperang. Namun, saya yakin bahwa jalan terbaik adalah yang tanpa kekerasan. Penyelesaian konflik yang terbaik adalah menghindari perang. Saya selalu berpendapat bahwa lawan juga merupakan seorang pendekar. Lawan harus dihormati. Meskipun kita berada pada posisi yang berlawanan, kita harus tetap berkomunikasi dan mencari jalan keluar dari setiap perselisihan.

Pelajaran dari nenek moyang kita adalah ‘menang tanpa menyakiti’. Kemenangan yang terbaik adalah kemenangan tanpa menimbulkan sakit hati, kebencian, atau dendam. Bagaimana cara mencapainya? Ajaran nenek moyang kita adalah “iso rumongso, ojo rumongso iso”. Kita tidak boleh merasa bahwa kita bisa segalanya, tetapi kita harus bisa merasakan pihak orang lain, merasakan kesulitan mereka, dan penderitaan mereka sebagaimana kita bisa merasakan penderitaan anak buah dan kesulitan anak buah kita.

Pengalaman saya sebagai seorang prajurit mengajarkan bahwa kita harus meraih hati rakyat. Tanpa dukungan rakyat, prajurit tidak akan mampu bertahan. Di samping itu, saya juga percaya bahwa seorang lawan juga merupakan seorang pendekar yang harus dihormati. Sangat penting untuk memperlakukan tawanan dengan baik, karena dari kesaksian mereka kita bisa mendapatkan informasi penting untuk operasi kita.

Dalam buku ini, saya juga menceritakan pengalaman saya dalam operasi pertama saya di Timor Timur. Saya belajar banyak tentang perang gerilya dan anti-gerilya, dan hal ini saya terapkan selama bertugas di sana. Saya juga menekankan pentingnya dukungan rakyat dalam setiap operasi militer. Saya yakin bahwa setiap pasukan yang tidak mengerti bahwa dukungan rakyat sangat vital akan gagal dalam menghadapi perang gerilya dan anti-gerilya.

Seringkali, pihak asing mencoba untuk menjelek-jelekkan TNI dengan menyebarkan fitnah bahwa TNI melakukan pelanggaran HAM yang besar di Timor Timur. Saya tegaskan bahwa fitnah-fitnah tersebut tidaklah benar. Meskipun ada pelanggaran-pelanggaran kecil, tidak ada yang direncanakan atau diperintah oleh satuan atas. Dalam pertempuran di Timor Timur, Fretilin sebenarnya kalah perang dengan kita, namun mereka akhirnya dimenangkan oleh manuver politik yang didukung oleh negara-negara besar.

Dari pengalaman-pengalaman saya, saya memiliki pendekatan dan teknik-teknik perang yang saya yakini. Saya selalu berpendapat bahwa lawan itu adalah pendekar juga. Saya belajar akan hal ini dari sejarah dan cerita-cerita pahlawan di mana-mana. Dalam visi saya, saat beroperasi dalam sebuah perang, saya harus berperan sebagai seorang ksatria. Semua musuh yang saya tawan, saya perlakukan dengan baik.

Pengalaman saya melibatkan berbagai operasi militer di Timor Timur membuat saya yakin bahwa dukungan rakyat dan sikap hormat terhadap lawan adalah hal yang sangat penting dalam setiap konflik. Saya percaya bahwa kemenangan terbaik adalah yang tidak menyakiti, baik secara fisik maupun emosional. Dan itulah filosofi yang selalu saya pegang teguh selama bertugas di militer.

Source link

Exit mobile version