MAMUJU, RAKYATSULSEL – Mentari sudah mulai terik, jam menunjukkan pukul 08.00 pagi. Sejumlah siswa memasuki barisan di pelataran SMPN 1 Tapalang, Kabupaten Mamuju. Dengan penuh percaya diri mereka saling bertatapan dan saling berdiskusi kecil dengan pakaian yang mereka kenakan hari itu.
Berlenggak menyerupai Ibu-ibu muda yang sedang tampil prima, sejumlah siswi sangat pede dengan busana yang ia kenakan. Berwarna dasar hijau tua dengan hiasan pada bagian depan seperti membuatnya sangat spesial hari ini.
“Ini baju bodo namanya, ” kata Syifa singkat saat ditemui usai pelaksanaan upacara sumpah pemuda, Sabtu (28/10).
Upacara berjalan 20 menit, satu persatu siswa mulai merasakan teriknya cahaya mentari. Ada yang mulai meninggalkan barisan lebih cepat, ada juga yang hanya berteduh kecil. Padahal cahaya pada jam itu masih kategori sehat bagi tubuh.
Hari ini adalah hari Sumpah Pemuda yang diperingati setiap tanggal 28 Oktober. Berbagai macam cara yang disuguhkan para siswa-siswi di sekolah ini. Mulai dari memakai pakaian batik di bagian bawah, ada juga memakai pakaian profesi seperti TNI, Polri, Guru, Polwan dan pejuang kemerdekaan.
Di bagian depan sejumlah guru juga berbaris rapi dengan busana mereka sendiri. Ada yang memakai kebaya yang di identik dengan Indonesia pada jaman dulu, ada juga yang memakai baju batik.
Perayaan hari Sumpah Pemuda dianggap sebagai bagian penting meningkatkan rasa persatuan sejak dini. Pemuda adalah element penting sebuah bangsa seperti pemuda kala itu dalam mempertahan dan memperjuangkan Indonesia.
“Ini merupakan suatu pergerakan awal berdirinya Budi Utomo,” kata Kepala Sekolah SMPN 1 Tapalang Musram saat memimpin upacara pagi itu.
Menurutnya, sumpah pemuda dapat membangkitkan semangat nasional untuk meraih kemerdekaan. Pemuda saat ini tidak lagi berjuang mengorbankan harta, tenaga untuk mempertahankan kemerdekaan. Namun pemuda harus mampu menguasai bidang lain.
“Bukan lagi memperjuangkan. Tapi, mempertahankan kemerdekaan,” pungkas Musram. (Sdr)