Di Indonesia, tanaman kapur barus atau kamper memiliki makna khusus dalam Al-Quran. Tanaman ini terkait dengan ayat suci di Al-Quran yang mengarah pada minuman ajaib yang akan diminum oleh orang-orang yang berbuat baik. Tanaman kamper yang dimaksud dalam Al-Quran adalah Dryobalanops aromatica, tanaman yang wangi dan bermanfaat bagi tubuh.
Masyarakat Arab, menyadari keberadaan tanaman kamper di Indonesia, terutama di Pulau Sumatera, memulai perdagangan dengan wilayah ini. Pedagang Arab seperti Ibn Al-Faqih dan Ibn Sa’id al Magribi menyebut Barus sebagai tempat utama penghasil kamper.
Kedatangan pedagang Arab ke Indonesia, khususnya ke Sumatera, tidak hanya untuk tujuan perdagangan, tetapi juga menyebarkan agama Islam. Islamisasi masyarakat lokal terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia, seperti Barus, Thobri, dan Haru. Meski muncul perdebatan tentang asal usul Islam di Indonesia, keberadaan kompleks makam kuno Mahligai di Barus menandakan adanya pengaruh Islam sejak abad ke-7 Masehi.
Dalam proses ini, pedagang Muslim di Barus berhasil membentuk jaringan perdagangan yang menghubungkan dunia Arab dengan Indonesia, menjadi salah satu titik awal penyebaran Islam di tanah air, yang membuat Indonesia dikenal sejak dahulu kala.