Pulau Kalimantan terkenal sebagai produsen tanaman herbal kratom yang dikenal sebagai daun surga. Tanaman ini telah menjadi komoditas yang menjanjikan di pasar internasional, terutama di Amerika Serikat (AS). Kratom berasal dari pohon keluarga kopi yang tumbuh subur di Pulau Kalimantan. Daun kratom dikeringkan dan digunakan untuk membuat teh atau dijadikan suplemen dalam kapsul. Meskipun kratom sempat menuai kontroversi di Indonesia, di pasar Amerika Serikat, kratom telah menjadi industri bernilai miliaran dolar.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa Amerika Serikat adalah pengimpor terbesar kratom dari Indonesia dengan volume mencapai 4.694 ton dan nilai ekspor sekitar US$ 9,15 juta pada tahun 2023. Di pasar internasional, kratom yang diolah menjadi ekstrak dapat dijual dengan harga mencapai US$ 6.000 per kg. Meskipun legalitas kratom masih menjadi tantangan di pasar internasional, permintaan terus meningkat di AS.
Khasiat kratom yang umum digunakan termasuk meredakan nyeri, depresi, dan ketergantungan terhadap opioid. Kratom diklaim efektif untuk meredakan nyeri kronis karena bekerja dengan menempel pada reseptor opioid. Selain itu, kratom telah lama digunakan di Asia Tenggara untuk pengobatan alami tradisional terhadap berbagai masalah kesehatan.
Di dalam negeri, kratom sebelumnya masuk dalam daftar narkotika golongan 1, tetapi statusnya telah berubah setelah melalui kajian dan pertimbangan pemerintah. Meskipun sudah mendapat izin ekspor, peraturan perdagangan kratom di pasar domestik masih belum jelas. Provinsi utama yang mendukung ekspor kratom di Indonesia adalah DKI Jakarta, Kalimantan Barat, dan Jawa Timur. Upaya peningkatan hilirisasi di wilayah penghasil menjadi kunci untuk memastikan keberlanjutan dan pengembangan industri ini.