Pada keadaan dunia yang panas dengan konflik antara Iran dan Israel, informasi yang beredar di media sosial seringkali membuat bingung banyak orang, termasuk penulis yang bukan berasal dari Timur Tengah. Dua kubu pendukung yang saling berseteru seringkali saling mengirim foto keberhasilan serangan dan bombardir, namun sulit untuk membedakan mana yang asli dan mana yang rekayasa AI. Argumentasi dari kedua kubu seringkali didasarkan pada latar belakang agama dan pendidikan, yang menghasilkan situasi yang seringkali bombastis dan kocak di media sosial.
Dua negara musuh bebuyutan, Iran dan Israel, saling menyerang dan membalas serangan satu sama lain. Serangan tak terduga Israel ke fasilitas nuklir di Natanz diikuti dengan pembalasan dari Iran, meningkatkan ketegangan dan mengkhawatirkan dunia internasional akan terjadinya perang nuklir. Dampaknya mengerikan tidak hanya bagi manusia dan lingkungan, tetapi juga ekonomi dunia, termasuk Indonesia yang sedang mengalami krisis multi dimensi.
Potensi perang yang melibatkan Iran dan sekutu Amerika, yang memihak pada Israel, dapat membuat situasi di Timur Tengah semakin memanas. Ini bisa berdampak positif bagi Indonesia, terutama jika kita bisa memanfaatkan energi dari kelapa sawit sebagai alternatif dari minyak bumi. Alasan serangan Israel ke Iran antara lain adalah pengembangan program nuklir oleh Iran yang dianggap sebagai ancaman, dukungan Iran terhadap kelompok-kelompok militan yang dianggap sebagai ancaman bagi Israel, dan keikutsertaan Iran dalam mendanai gerakan perlawanan Palestina.
Meskipun Israel tidak sembarangan menyerang Iran tanpa restu dari sekutu utamanya, Amerika Serikat, situasi menjadi semakin rumit ketika Presiden Trump terlihat tidak tegas dalam menghadapi konflik tersebut. Pertemuan Trump dengan Presiden Rusia Putin, diikuti dengan himbauan agar perang antara Israel dan Iran segera diakhiri, menunjukkan pentingnya diplomasi internasional dalam menghentikan eskalasi konflik yang bisa berujung pada perang dunia ketiga. Semoga kedamaian bisa tercapai melalui perundingan dan kesepakatan untuk menghindari bencana yang lebih besar.