Kecelakaan pesawat Mandala Airlines pada tahun 2005 di Bandara Polonia, Medan, menjadi salah satu tragedi yang mengguncang Indonesia pada masa itu. Penerbangan yang seharusnya menuju Jakarta dengan 117 penumpang di dalamnya tiba-tiba gagal melaju ke udara dan jatuh menimpa permukiman warga di Padang Bulan, Medan. Dalam peristiwa yang tragis itu, Fredy Ismail (53) menjadi salah satu dari tujuh orang yang selamat dari kecelakaan mematikan tersebut.
Korban selamat dari kecelakaan pesawat Mandala Airlines bercerita tentang momen ketika pesawat mulai bergetar kuat dan gagal mengudara setelah lepas landas. Meskipun ada kejanggalan yang dirasakan, penumpang tetap mengikuti instruksi keselamatan yang diberikan oleh pramugari. Namun, dalam waktu singkat, pesawat oleng dan menabrak permukiman, menyebabkan kabin berubah menjadi kekacauan.
Menurut laporan dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), penyebab kecelakaan pesawat Mandala Airlines disebabkan oleh gagal terbang akibat kesalahan teknis multi-faktor. Pesawat lepas landas dalam keadaan sayap yang tidak dalam kondisi semestinya. Sayap tidak berfungsi dengan baik, sehingga daya angkat berkurang. Pilot pun diduga tidak melakukan prosedur checklist dengan baik, yang seharusnya mendeteksi kegagalan fungsi sayap sebelum penerbangan.
Munculnya wacana untuk membangun bandara pengganti setelah kecelakaan pesawat Mandala Airlines menjadi pertimbangan untuk mencegah kejadian serupa di masa depan. Bandar Udara Internasional Kualanamu di Medan resmi dioperasikan sembilan tahun setelah kejadian tragis itu, sebagai langkah untuk menjaga keselamatan penumpang dan masyarakat sekitar bandara.